Urusan Pemasaran Kacang Tanah Sulit Alat Pasca Panen Sulit Nilai Tambah Sulit, Tetapi Suatu Hari Pasti Berubah
Monday, 3rd August, 2020 | 881 Views

    

ITULAH YANG KAMI alami sebagai petani. Dan kami dengar hampir semua petani di Indonesia mengalami hal yang sama, padahal Indonesia sudah 75 tahun merdeka. Kenapa masih sulit? Untuk kacang tanah yang kami tanam sulit dipasarkan. Alat pasca panen sulit didapat. Nilai tambah atau value added yang sering digelorakan sulit diperoleh. Tetapi, suatu hari pasti berubah, taraf hidup petani bisa meningkat.

 

       Itulah ungkapan keprihatinan para petani kacang tanah (Arachis hypogaea) sekaligus permintaan para petani dan penyuluh Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindang Barang, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang disampaikan langsung oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani Harapan Mekar Jaya Desa Muara Cikadu Herman dan Koordinator Penyuluh Kecamatan Sindang Barang, Sucipta,SP,MP kepada Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur Mamad Nano,SP,MP.

     “Bertahun-tahun kami selalu kesulitan untuk bertani maupun berkebun. Hasil bumi sulit dipasarkan. Sekarang para petani mendapat bantuan bibit kacang tanah dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian. Nanti sulit memasarkannya. Bayangkan saja untuk menjual kacang harus menghabiskan waktu 24 jam ke Pati di Jawa Tengah karena di sanalah ada pabrik pengolahannya. Habis tenaga. Habis waktu. Habis dana. Kumaha atuh hasilna? Akhirna petani meunangkeun naon? ungkap Herman pada acara tatap muka dengan para pejabat Musyawarah Kecamatan (Muspika) Sindang Barang seusai melaksanakan Gerakan Tanam Kegiatan Kacang Tanah Bantuan Pemerintah Tahun 2020 Kepada Kelompok Tani Pasir Angin, Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindang Barang.

     Hadir pada kesempatan itu Selain Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Mamad Nano adalah Kepala Sub Direktorat Kacang, Direktorat Aneka Kacang dan Umbian (Akabi), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ir Rahayu Dwikorawati,SP,MM, Kepala Seksi Serealia, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jabar Ir Lily Kartika, MP, Camat Sindang Barang Joko Purnomo,STP, Komandan Rayon Militer (Koramil) Desa Muara Cikadu Kapten Mustopa, Wakil Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) Desa Muara Cikadu Sersan Mayor Andik S. serta Kepala Desa Muara Cikadu, Supriatna,SE. Lainnya adalah Ketua UPTD Kecamatan Sindang Barang Kunkun Kurnia,STP, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Prov.Jabar Juanda Limansyah,SP dan Koordinator Penyuluh Kecamatan Sindang Barang Sucipta,SP,MP.

Taraf Hidup Berubah Dari Kemiskinan

       Menurut Herman, harga kacang tanah cangkang kering pada Juli 2020 adalah 17.000 rupiah per kilogram (kg). Kalau diperhitungkan pada biaya produksi yang dikeluarkan petani apabila tidak ada bantuan, maka harga tersebut hanya terpaut sedikit bagi petani. Artinya, selisih harga atau margin yang didapat hanya kecil.

     Namun, para petani di desa itu sudah merasa senang dan gembira karena ada perhatian pemerintah kepada para petani dengan bantuan benih kacang tanah serta pupuknya. Melalui bantuan itu petani bisa menabung dan melakukan budidaya kacang tanah pada periode berikutnya. Pastilah ada untungnya kelak jika panen karena petani tidak mengeluarkan biaya untuk benih kacang tanah dan pupuk lantaran sudah ditanggung pemerintah

    Kami berterima kasih kepada pemerintah atas bantuan yang diberikan. Kami senang, semoga hasilnya baik agar taraf hidup petani berubah dari kemiskinan. Ini baru pertama kali para petani menanam kacang tanah di wilayah ini. Bibit kacang didapat dari Kabupaten Sukabumi,” ungkap Herman.

       Selanjutnya Sucipta, Koordinator Penyuluh Kecamatan Sindang Barang mengatakan bahwa para petani sangat mengharapkan ada bantuan alat pasca panen dalam waktu dekat. Dengan demikian, para petani bisa mendapatkan produk yang lebih baik atau nilai tambah yang memberikan hasil penjualan yang lebih baik lagi bagi para petani.

      “Kami mengharapkan bantuan alat pasca panen. Selain itu para petani di sini sangt memerlukan rumah terbuka semacam pergudangan untuk berkumpul dan bertemu antara petani dengan pedagang. Pergudangan semacam itu bisa dibuatkan melalui kemitraan dengan perusahaan atau pabrik kacang. Pemerintah Pusat atau Pemeintah Provinsi tentu bisa memfasilitasinya atau mempertemukan pihak perusahaan dengan petani,” demikian Sucipta.

        Dia juga mengatakan bahwa gedung pertemuan sederhana itu akan menolong para petani untuk menentukan pemasaran hasil panen kacang tanah itu. Misalnya, para tengkulak bisa saja datang. Bisa dibicarakan harga komoditas kacang tanah, tetapi sudah merupakan kesepakatan dengan satu harga. Para petani tidak terpecah-belah untuk menjual kacang tanahnya.

       Dari respons para pejabat yang bisa didengar oleh para petani bisa disimpulkan bahwa semua bantuan pemerintah memang diharapkan bisa berhasil dengan baik dengan panen yang baik. Dengan demikian, pendapatan para petani bisa meningkat dan perekonomian berubah makin menggembirakan untuk kemajuan desa.

       Sebagai gambaran, Desa Muara Cikadu mempunyai luas 12.325 kilometer persegi dan terluas dari desa lainnya di Kecamatan Sindang Barang. Penduduk di desa itu sebanyak 80 persen hidup dari bertani termasuk berkebun. Di desa ini mengalir satu sungai, tetapi harus diangkat pakai pompa untuk mengairi sawah pada musim kemarau. Namun, karena pompa tidak ada para petani hanya bisa menanam kacang panjang dan kacang tanah pada musim kemarau.

      Desa Muara Cikadu bisa ditempuh selama 7 jam dari Cianjur, Ibukota Kabupaten Cianjur dengan melewati puluhan wilayah kecamatan menuju arah selatan di tepian Laut Samudera Indonesia. Bantuan pompa dan bantuan lainnya memang sangat diperlukan oleh para petani di kawasan ini termauk pasar desa. Adakah bantuan semacam itu? Semoga saja. Ya, semoga seusai serangan virus korona APBN bisa dialokasikan ke desa terpencil, terluar dan terdepan. Sebab, Indonesia telah 75 tahun merdeka. Para petani dan penduduk desa layak merdeka dari kesulitan dan kemiskinan. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang