Untuk Mantapkan Swasembada Pangan Diversifikasi Penting
Wednesday, 9th September, 2015 | 756 Views

Mentan Andi Amran (Foto:swa/rori)

Mentan Andi Amran (Foto:swa/rori)

SEMUA pihak harus memperkuat dan mendorong penganekaragaman pangan berdasarkan kearifan lokal di seluruh Indonesia sekaligus untuk memantapkan swasembada pangan.

Sebab, selain beras masih banyak makanan pokok lain yang dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Ke depan sangat penting mengembangkan keanekaragaman pangan. Hal itu merupakan suatu kearifan lokal yang perlu kita perkuat.

“Di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, perbatasan Indonesia-Malaysia dan sebagainya masih lebih cenderung mengonsumsi makanan pokok khasnya daripada beras,” ungkap Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat memberikan sambutan pada Upacara Peringatan Hari Krida Pertanian di Jakarta, Senin (22/6).

Dijelaskan bahwa diversifikasi pangan merupakan bagian dari upaya memenuhi kebutuhan pangan rakyat. Sebab, masyarakat tertentu bukan konsumen beras, karena itu pangan lokal mereka juga perlu ditingkatkan produksinya agar kebutuhan pangan mereka juga terpenuhi. Penganekaragaman pangan akan dilakukan dengan melihat potensi masing-masing daerah.

Pemetaannya kita melihat wilayah. Misalnya, kalau Sulsel itu sagu, perbatasan Riau juga sagu. Kalau di Papua itu umbi-umbian. Jadi, hal itu harus dikembangkan berdasarkan keungulan komparatif dan budaya masyarakat setempat. Diversifikasi pangan juga suatu bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal di daerah-daerah.

Untuk itu, katanya, pemerintah berjanji tidak akan hanya fokus meningkatkan produksi padi, jagung, dan kedelai, tapi juga pangan lokal seperti sagu, umbi-umbian, dan sebagainya. Tahun ini kita anggarkan. Bukan fokus pada padi, jagung dan kedelai. Dengan kekayaan potensi pangan lokal ini, diyakini Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri dan Indonesia harus menjadi negara yang berdaulat di bidang pangan. *rori/mare

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang