Ugi Sugiharto,SIP,MM:Penuhi Segi Keadilan Pemberdayaan Warga Binaan Lapas Untuk Bertani Sangat Penting
Thursday, 29th October, 2020 | 1005 Views

PELUANG SEMUA WARGA untuk bertani tak terkecuali warga binaan di lembaga pemasyarakatan (lapas) sangat penting dan merupakan misi pemberdayaan dari pemerintah. Hal itu menjadi satu upaya positif untuk memenuhi segi keadilan untuk mendapatkan pemahaman, pengetahuan serta pengalaman cara bertani moderen yang inovatif. Untuk tujuan itu pada tahap awal telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara Kementerian Pertanian dengan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia HAM.

      “Hari ini kita bersama-sama mewujudkan tahapan dari nota kesepahaman yang telah dilakukan. Kendati secara simbolis benih jagung telah ditanam pada lahan satu hektare tadi, lahan yang lain yang lebih luas harus segera ditanami. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian minta paling tidak 100 hektare (ha) secepatnya tersedia. Seluas 20 hektar bisa untuk jagung dan sisanya 80 ha untuk padi,” sebut Kepala Bagian Perencanaan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Ugi Sugiharto,SIP,MM di Gedung Sari, Lapas Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, baru-baru ini.

       Ugi Sugiharto menyebutkan itu seusai menanam benih jagung (Zea mays) di lahan seluas  satu hektare yang dilanjutkan mengelilingi beberapa blok atau petak lahan sekitar 2 ha yang siap diolah untuk penanaman benih jagung berikutnya. Ketika menginjakkan kaki di lahan dengan kemiringan 5 derajat hingga 12 derajat, juga diminta agar segera diwujudkan lahan seluas 100 ha tersebut untuk mendukung pangan di lingkungan lembaga pemasyarakatan Nusakambangan yang dihuni 2.500 narapidana dan 550 pegawai.

    Pada acara Koordinasi Percepatan Pengembangan Komoditas Jagung dan Penanaman Benih Jagung Secara Simbolis itu dihadiri oleh Dr Anang Nugroho, Direktur Pangan dan Pertanian, Bappenas, Kabag Perencanaan, Ditjen Sarana dan Prasana, Kementan Ir Hamid Sangaji, Kepala Divisi Pemasyarakatan,  Ditjen Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM Meurah Budiman, SH,MH dan Sekdis Pertanian Kabupaten Cilacap Ir Pawana,MSc. Pejabat pertanian lain adalah Kepala Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP), Badan Litbang Pertanian, Kementan di Jawa Tengah Dr Joko Pramono dan Kabid Sarana Prasarana Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Ir Tri Susilarjo.

       Selain itu juga hadir para pejabat dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, seperti Fajar,SH,MH (Kepala Lapas High Risk Pasir Putih), Fikri,SH,MH (Kepala Lapas High Risk Karang Anyar) dan Kepala Lapas Terbuka Nusakambangan Wiwid F.Rahadian,SH. Juga hadir pada kesempatan itu Topan Ahmad Hadian,SH,MH (Kasi Kegiatan Kerja Lapas Terbuka Nusakambangan), Koordinator Wilayah Lapas Nusakambangan Erwedi Supriyatno,SH,MH dan Analis Perjanjian Kerjasama, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Innaka Mutiara,SKom,MSi.

Paket Bantuan Pada 2020

        Menurut Ugi, Ditjen Tanaman Pangan bertugas mengembangan budidaya tanaman pangan berupa padi, jagung serta kacang-kacangan dan juga umbian. Untuk kacang kini tersedia kacang tanah (Arachis hypogea), kacang hijau (Vigna radiata), kedelai (Glycine max) dan kacang polong atau Pisum satrivum. Sementara umbian yang tersedia untuk dikembangkan adalah ubi jalar (Ipomea batatas), ubi kayu (Manihot utilissima) atau singkong dan talas atau Colacasia esculenta. Bahkan umbian porang atau Amorphopallus muelleri bisa dibudidayakan.

    “Khusus ahli pertanian dari Badan Litbang Pertanian akan mengkaji bagaimana mengaplikasikan pupuk maupun pestisida terhadap tanaman. Ketika ada program Perluasan Areal Tanam Baru atau PATB pada 2019 Ditjen Tanaman Pangan telah menyasar lahan di Pulau Nusakambangan ini. Setelah kami lihat-lihat tadi ternyata potensi yang ada di sini luar biasa. Oleh sebab itu kami tawarkan program PATB pada 2020 untuk padi. Kami akan bantu paket lengkap berupa sarana produksi dan alat mesin pertanian. Kami juga akan bantu sumur berikut pompa. Ya, semoga ke depannya ketersediaan air bisa terjamin ketika memasuki musim kemarau,” ungkap Ugi sambil menambahkan “saya minta agar dipenuhi luasan miniman 100 ha itu pada tahap pertama ini.”

    Dia menambahkan bahwa tujuan utama pemerintah untuk program PATB itu adalah meningkatkan produksi sekaligus pemberdayaan lahan yang ada. Kalau di lapas yang ada di Nusakambangan ini hanya disanggupi 20 ha sangat  kecil. Sebab, dilihat dari potensi yang ada di kawasan ini untuk jagung bisa dikembangkan sekitar 5.000 ha. Bahkan bisa lebih karena potensi area yang ada di Nusakambangan dengan membuka lahan baru sudah ada penambahan yang biasa disebut PATB.

Manajemen Korporasi Petani

      Ugi menyebutkan pula bahwa penanaman jagung di Nusakambangan bisa berkelanjutan. Sebab, satu komoditas yang menguntungkan terus-menerus adalah jagung. Sebagai contoh, kalau profitasnya 6 ton saja per ha berarti 6 ton dikali 3.400 rupiah per kilogram (kg), maka akan diperoleh sekitar 20 juta rupiah. Biaya produksi saat ini sekitar 8 juta rupiah per ha yang berarti petani masih untung sekitar 12 juta  rupiah dalam tiga bulan. Atau pendapatan petani sekitar 4 juta rupiah untuk satu bulan.

     “Apalagi kalau ada bantuan dari pemerintah berarti tidak perlu biaya untuk beli benih sama pupuk plus alat mesin pertanian, pasti akan jauh lebih menguntungkan. Sebab, biaya produksi semakin kecil dengan adanya bantuan dari pemerintah, padahal saat ini profitas jagung bisa mencapai 8 ton per ha atau bahkan lebih,” Ugi bercerita serius dan menambahkan ke depannya warga binaan di Lapas Nusakambangan bisa memiliki tabungan dan juga bisa investasi di hilir, seperti di pengolahan.

      Menurut Ugi, penyediaan lahan secara bertahap harus berkembang dan berkelanjutan. Misalnya, tahap awal mampu menggarap 10 ha, pada tahap berikutnya meningkat lagi menjadi 20 ha. Begitu seterusnya ada peningkatan. Di setiap panen tahapan panen ada penambahan luasan lahan yang bisa digarap. Untuk itu kuncinya para petani atau warga binaan harus membangun organisasi. Harus ada manajemen korporasi petani yang berfungsi untuk pengelolaan segi budidaya mulai dari hulu sampai pengelolaan pemasarannya secara profesional.

Buka Lahan Untuk Nilai Tambah

      “Ternyata banyak sekali potensi yang bisa kita kembangkan di kawasan Nusakambangan ini khususnya di bidang pertanian. Kami pasti akan mendukung segala kegiatan yang akan dilakukan dengan mengirim bantuan alat mesin pertanian yang dibutuhkan,” ungkap Ir Hamid Sangaji, Kepala Bagian Perencanaan, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian.

      Menurut Sangaji, lahan yang potensial di Pulau Nusakambangan itu harus dioptimalkan  agar menghasilkan nilai tambah. Artinya, keberadaan alam di Nusakambangan tidak hanya menghasilkan oksigen yang menyegarkan. Namun, juga bisa menghasilkan nilai tambah dari segi ekonomi agar pegawai dan warga binaan bisa betah karena ada pekerjaan sampingan atau tambahan yang bisa mendatangkan pendapatan atau income sekaligus mungkin menghilangkan kejenuhan.

     Dia menambahkan bahwa lahan yang terlihat di kawasan Pulau Nusakambangan masih berbentuk hutan, sehingga dibutuhkan tenaga yang besar dan waktu tanpa jeda untuk membuka lahan tersebut. Tetapi, melalui semangat dan kerjasama yang sedang digalakkan melaui kesepakatan antarlembaga dipastikan semua kendala bisa diatasi.

        Disebutkan pula bahwa sektor pertanian merupakan satu usaha yang tidak pernah habis atau berhenti. Setiap waktu selalu dibutuhkan produk pertanian untuk pangan bahkan permintaan untuk itu selalu bertambah setiap waktu.

      “Apalagi lahan pertanian yang semakin menyusut karena beralih fungsi, sehingga kami berharap potensi lahan yang cukup luas di kawasan Nusakambangan ini bisa menjawab tantangan dari sektor pertanian. Artinya, melalui inovasi teknologi pemafaatan lahan yang terhampar di Pulau Nusakambangan bisa maksimal. Jadi, pihak Lapas Nuskambangan bisa lebih mematangkan langkah berikutnya dengan pihak Dinas Pertanian Cilacap,” demikian Sangaji.

      Sangaji mengungkapkan, melalui kekompakan, keseriusan dan kerja keras  semua pihak apapun bisa dilakukan agar dapat menambah ketahanan pangan Indonesia ke depannya. Badan SDM Pertanian dan Badan Litbang Pertanian secara bersama-sama bisa membagi ilmu dengan melatih warga binaan dan karyawan Lapas Nusakambangan untuk menerapkan inovasi teknologi pertanian. Semua pihak akan saling melengkapi untuk menuntaskan pengolahan lahan dan pertanaman di kawasan Lapas Nusakambangan.

Road-Map Untuk Capai Sasaran

      Kebutuhan teknologi pertanian untuk menyelesaikan permasalahan pertanaman di Pulau Nusakambangan mutlak ada. Pemanfaatan inovasi teknologi juga menjadi hal yang tidak bisa diingkari dan ditunda untuk mengelola potensi pertanian yang sangat besar di Nusakambangan. Dengan demikian, lahan yang sangat berat di kawasan Lapas Nusakambangan memerlukan teknologi yang lebih efektif.

        Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian di Provinsi Jawa Tengah Dr Joko Pramono. Selain itu juga dikatakan bahwa untuk mencapai sasaran yang diharapkan, diperlukan roadmap atau peta jalan yang lengkap.

          Kendati sudah dilakukan penanaman benih secara simbolis, kata Pramono, agar tidak sampai ada yang idle atau muspro di tengah jalan budidaya, maka peta jalan itu mutlak ada dan dimiliki para stake-holders untuk proyek pertanian di Pulau Nusakambangan. Untuk untuk itu pihak BPTP Jawa Tengah siap mendukung dan mengambil bagian secara signifikan.

        Menyambut rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi sektor pertanian dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Ir Tri Susilarjo menyebutkan dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap dan BPTP Provinsi Jawa Tengah.

     “Ya, segera ditindaklanjuti. Segera berkoordinasi dengan para pihak yang akan berperan aktif pada pragam ketahanan pangan di Lapas Nusakambangan ini. Semua pihak juga akan melaporkan pertemuan di Lapas Nusakambangan ini pada pimpinan untuk mendapat arahan tindak lanjut. Pihak Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah mendukung semua kebutuhan dan akan sharing dengan Kementerian Pertanian,” ungkap Tri. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang