Sugeng Riyanto,Prov.Jambi: Ikuti Rapat Koordinasi Kostraling di Solo Untuk Tambah Pengalaman Memperbaiki Organisasi Petani
Tuesday, 30th March, 2021 | 735 Views

“Saya tak menduga dipilih mengikuti Rapat Koordinasi Komando Strategi Penggilingan Padi atau Kostraling di Solo. Saya juga sangat bersyukur terlibat kendati hanya sebagai peserta. Saya akan menambah ilmu dan pengalaman untuk memperbaiki organisasi UPJA Pendawa Lima di Desa Sri Agung,” demikian Sugeng Riyanto.

    Kini Sugeng Riyanto (50) adalah petani dari Desa Sri Agung, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi. Dia juga  dipercayai para petani yang tergabung dalam 24 kelompok tani (koptan) menjadi Ketua Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian atau UPJA Pendawa Lima  yang meliputi wilayah dua desa.

    Menurut Sugeng, pelayanan UPJA yang telah tersedia adalah beberapa hand-tractor, dua unit combine harvester, 3 unit jonder atau traktor roda empat serta satu satuan rice miling unit atau RMU  berkapasitas 10 ton. RMU tersebut merupakan bagian dari Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadi (SP3T) yang dibiayai dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kementerian Pertanian melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tanaman Pangan (Dit.PPHTTP), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

   Selanjutnya dikatakan bahwa UPJA Pendawa Lima memberikan pelayanan pengolahan lahan hingga pengolahn panen untuk luasan 1.085 hektare (ha). Untuk penyewaan hand-tractor adalah 900.000 rupiah per musim tanam per kelompok tani. Kepemilikan kelompok tani ada yang mencapai luasan 25 ha, 35 ha dan 50 ha.

   “Untuk pemakaian combine hitungannya bukan per musim tanam atau musim panen, tetapi ukuran hektare, yaitu 1,75 juta rupiah per ha. Dan untuk jonder dihitung lebih murah, yaitu hanya 500.000 rupiah per ha,” demikian Sugeng, ayah dari dua anak seraya menambahkan dengan penyewaan alat dan mesin pertanian melalui UPJA Pendawa Lima para petani telah mendapatkan keuntungan cukup.

Petani Pedalaman Butuh Bantuan

    Disebutkan pula bahwa SP3T yang dikelola oleh para petani di Desa Sri Agung pada 2021 ini telah dilengkapi oleh Dit.PPHTP, Kementerian Pertania melalui bantuan grading, sehingga proses pengolahan mulai dari pengering, pemecah kulit dan pemoles serta pengepakan. Dengan kelengkapan grading tersebut diharapkan Bulog tidak menolak lagi beras dari para petani karena pecahan menir (broken) sudah bisa diperkecil atau dikurangi.

   Setelah grading itu ada untuk melengkapi SP3T, persoalan kualitas beras akan bisa diatasi. Para petani sangat berterima kasih kepada pihak Kementerian Pertanian atas semua bantuan yang ada. Selain itu juga bersyukur kepada pihak Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tanaman Pangan karena telah memfasilitasi petani mengikuti Rapat Koordinasi Komando Strategis Penggilingan Padi (Kostraling) Regional I Sumatera-Jawa.

   “Saat ini para petani di pedalaman Kabupaten Tanjung Jabung Barat masih banyak yang memerlukan bantuan peralatan dan mesin pertanian. Semoga ke depan pemerintah memberikan bantuan kepada mereka dalam waktu dekat ini,” ungkap Sugeng Riyanto sambil menambahkan pengalaman mengikuti rapat koordinasi akan dimanfaatkan untuk memperbaiki dan meningkatkan  mutu kelembagaan kelompok tani.

   Dia menambahkan bahwa UPJA adalah lembaga ekonomi petani yang bergerak di bidang pelayanan jasa dalam rangka optimasi penggunaan alat dan mesin pertanian. Tujuan utamanya adalah dalam rangka meraih keuntungan di dalam kelompok tani maupun di luar kelompok. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang