Subang: Melalui Sergap Kementan Libatkan Semua Unsur Antisipasi Harga Turun dari HPP
Thursday, 8th April, 2021 | 741 Views

KEMENTERIAN PERTANIAN MENYAMBUT gembira partisipasi semua unsur dalam mengantisipasi harga gabah yang menurun saat panen raya Maret-April dan Mei dalam rangka gerakan serap gabah (GSG) petani. Unsur tersebut antara lain Perum Bulog, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi), Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kantor Cabang Dinas Pertanian (KCD), perbankan serta pihak TNI melalui Komando Rayon Militer (Koramil).  

   “Melalui Gerakan Serap Gabah atau GSG Kementerian Pertanian menyambut sangat gembira partisipasi semua unsur di setiap kabupaten pada saat panen raya saat ini terutama di kawasan Pantai Utara atau Pantura Jawa Barat yang menjadi sumber beras nasional. Kementerian Pertanian berterima kasih karena semua pihak bahu-membahu bersama petani menjaga harga gabah dan beras yang telah ditetapkan pemerintah,” demikian Ugi Sugiharto,SIP,MM. Dia Kepala Bagian Perencanaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini.

    Dia menambahkan bahwa rapat koordinasi dengan berbagai unsur di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Subang karena pada panen raya telah terjadi penurunan harga gabah di beberapa lokasi di tingkat petani. Dalam kaitan itu dibutuhkan langkah-langkah antisipatif terhadap permasalahan yang terjadi. Selain itu maksud pertemuan ini juga terkait dengan penyediaan pupuk bersubsidi yang disebut petani sangat langka dan tidak sesuai. Nah, apakah ketidaksesuaian ketersediaan pupuk subsidi itu terkait dengan RDKK atau Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani atau tidak. Hal lain yang dibahas dalam rapat tersebut adalah upaya maksimal menormalisasi penyerapan gabah.

Target Jawa Barat 270.000 Ton dan Subang 40.000 Ton

   Menurut Ugi Sugiharto, pihak Kementan telah mengirim surat kepada Gubernur Jawa Barat (Jabar) dan para bupati terutama di Kabupaten Karawang, Bekasi, Subang, Indramayu dan  Cirebon. Surat tersebut terkait antisipasi kegiatan panen  raya antara Maret dan April  sampai Mei di wilayah Pantura termasuk Subang agar bisa menggerakkan petani yang bersinergi dengan  Perpadi, Kostraling serta Bulog menyiapkan dan menyerap gabah di panen raya saat ini.

   Kami dari Kementerian juga sudah berbicara dengan berbagai pihak pengambil kebijakan di daerah. Kami sudah turun ke lapangan dalam rangka kegiatan penyerapan gabah petani ini. Kami juga sudah bicara dengan pihak Perum Bulog dan TNI atau Koramil  agar bersama-sama melakukan gerakan serapan gabah ini. Sebab, hal ini untuk kepentingan kita bersama. Kepentingan ketahanan negara melalui ketahanan pangan nasional,” ungkap Ugi lagi.

   Dia menyebutkan bahwa untuk 10 provinsi sudah dilakukan pemetaan sentra panen  di setiap kecamatan dan potensi panen di beberapa tempat. Kemudian penetapan target. Untuk Provinsi Jawa Barat targetnya adalah 270.000 ton. Dari jumlah itu kontribusi Kabupaten Subang adalah 40.000 ton. Kemudian pihak Perum Bulog akan menerima atau menyerap sebanyak 24.000 ton berupa gabah atau beras.

Peranan Kostraling Untuk Serap Gabah

   Hingga pekan pertama April ini, demikian Ugi Sugiharto, peranan Komando Strategis Penggilingan Padi atau Kostraling belum optimal. Penyebabnya adalah karena musim hujan yang masih berlangsung. Kostraling yang berkaitan langsung dengan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu atau SP3T masih terkendala proses pengeringan akibat volume sekali proses hanya 10 ton per 10 jam. Namun, dari penelusuran diketahui bahwa di Kabupaten Subang sesungguhnya harga gabah sudah relatif mencapai harga penetapan pemerintah atau HPP.

      “Berhubung Kementan tidak punya uang untuk membeli gabah petani, maka pemerintah perlu melibatkan berbagai pihak, seperti Perum Bulog, Perpadi dan KTNA. Pemerintah berharap persoalan harga gabah yang merosot ini segera selesai dan segera normal. Para petani agar berhubungan langsung dengan pihak Konstraling atau SP3T di wilayah masing-masing, sehingga pemanfaatannya optimal,” ungkap Ugi seraya menambahkan bahwa SP3T itu sangat bermanfaat agar kadar air gabah bisa mencapai 14 persen untuk kualitas penyimpanan.

     Menurut dia, lantaran kadar air masih tinggi itu merupakan satu faktor penyebab harga gabah jatuh, dimana begitu pembeli lihat gabah yang dihasilkan tidak bagus harga padi jatuh. Karena itulah kenapa selalu diimbau untuk mengoptimalkan alat paska panen yang sangat lengkap, seperti SP3T yang sudah diberikan kepada petani dan kelompok tani. Dari Kementerian Perdagangan ada syarat yang harus dipenuhi petani agar gabah diserap pihak Bulog, yaitu HPP 4.200 rupiah per kilogram dengan kadar air maksimal 25 persen gabah kering panen atau GKP.

* sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang