SP3T Bojong Picung Istimewa: Pengeringan Gabah Dengan Transfer Panas Dari Bakaran Gabah
Monday, 9th December, 2019 | 884 Views

TERKAIT DENGAN KEBERADAAN Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) di Kecamatan Bojong Picung, Kabupaten Cianjur, pihak Dinas Pertanian akan melakukan pengawasan penuh. Memang, walaupun tugas dan fungsi atau tupoksi pihak Dinas Pertanian hanya sebatas melakukan pembinaan kepada para petani yang menggabungkan diri pada kelompok tani (keltan), pengawasan itu tetap dilakukan. Bahkan pihak Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) akan terus mengedukasi petani tentang tujuan pemerintah memberi bantuan SP3T yang notabene terbilang istimewa. Sebab, pengeringan gabah didapat dari transfer panas bakaran gabah atau bukan dari listrik pasokan PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN.

        Hal itu diungkapkan oleh Staf Fungsional Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Jabar) Deni Sanjaya,SP dan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Bojong Picung, Kabupaten Cianjur, Jabar Mulyana,SP kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di Desa Cibarengkok, Bojong Picung, Cianjur, beberapa waktu lalu.

         Menurut Deni, selain pengawasan, pihak Dinas Pertanian juga akan melakukan evaluasi sudah sejauh mana pemanfaatannya alat-alat yang diberikan kepada Kelompok Tani (Keltan) Tawakal, apakah membawa dampak positif sebagaimana direncanakan dan diharapkan. Dampak positif itu misalnya, pendapatan petani meningkat dan pengetahuan petani makin maju  menyangkut budidaya serta bisnis perberasan.

          “Kalau positif sesuai yang diharapkan patut disambut gembira. Kalau ternyata hanya jalan di tempat, kami akan segera mengambil tindakan. Sebab, sebelum menyerahkan SP3T ini sudah berkomitmen dengan semua kelompok tani dan anggotanya bahwa kalau alat ini tidak membawa manfaat dalam satu tahun  akan dialihkan ke daerah lain dan kepada pengurus  kelompok lain.  Jadi, selain komitmen yang sudah dibuat maupun disepakati itu kami juga ada kerjasama dengan pihak Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog untuk menampung beras atau gabah petani,” ungkap Deni Sanjaya.

      Menurut Deni, kendati demikian, apabila mengoperasian alat mesin di SP3T itu kurang maksimal nantinya akan diadakan pelatihan sampai para petani bisa mengoperasikannya. Sebab, banyak petani yang memerlukan SP3T di wilayah pertanian mereka.  Jadi, diharapkan pemasaran beras bisa makin luas dan mutu sumber daya manusia atau SDM untuk mengoperasikan mesin di SP3T meningkat.

       Menurut Koordinator Penyuluh Kecamatan Bojong Picung Mulyana,SP, kini di Kecamatan Bojong Picung ada 11 desa. Beberapa kali pertemuan dengan para petani sudah disosialisasikan tentang keberadaan mesin-mesin SP3T dan para petani harus memanfaatkan secara maksimal. Dalam kaitan itu para penyuluh lain juga dilibatkan untuk mengedukasi petani di desa masing-masing tentang kelengkapan SP3T di Desa Cibarengkok.

Beruntung Tidak Tanam Serentak

      Mulyana menambahkan bahwa di Kecamatan Bojong Picung kebetulan petani tidak tanam serentak  karena musim kemarau yang lumayan panjang selama ini. Dampak tidak tanam serentak itu membawa keberuntungan juga karena mesin SP3T tidak akan bekerja terus-menerus sepanjang hari. Artinya, petani akan datang silih berganti ke SP3T membawa panenan karena panen tidak serentak.

         “Jika panen terjadi serentak tentu akan banyak penumpukan gabah nantinya di dalam gedung pabrik ini. Namun, dikarenakan musim tanam yang tidak sama petani akan panen tidak bersamaan. Untuk tahap awal hal ini pantas disyukuri,” kata Mulyana.

        Disebutkan bahwa para PPL juga mempromosikan alat di SP3T ke semua kecamatan yang ada di Cianjur. Di Kecamatan Bojong Picung sendiri terdapat 99 kelompok tani. Untuk melayani para petani di 11 desa yang harus disuluh ada lima PPL. Dengan demikian, para penyuluh harus kerja keras untuk menjelaskan dan mempromosikan SP3T tersebut.

Lebih Canggih dan Lengkap

        Disebutkan pula bahwa sebagai penyuluh pihaknya merasa bahwa mesin-mesin yang lengkap di SP3T itu membawa manfaat yang besar bagi semua pihak. Manfaat yang lain adalah pola pemasaran untuk saling dipertukarkan antarkelompok kepada berbagai pihak termasuk pemilik toko beras atau pedagang lain. Pemasaran juga diharapkan antarprovinsi selain antarkabupaten.

      Mulyana menambahkan bahwa hal lain yang menguntungkan para petani adalah bantuan pemerintah berupa mesin pemanen serba guna atau combine harvester, sebab saat ini di Kecamatan Bojong Picung sangat kekurangan tenaga kerja sektor pertanian. Sekarang untuk mendapatkan tenaga kerja pemanen sangat sulit. Melalui bantuan combine harvester itu sangat membantu kelompok tani yang kekurangan tenaga saat panen.

     Bahkan, demikian Mulyana, mesin-mesin SP3T di Bojong Picung lebih canggih dan lebih lengkap dari mesin-mesin SP3T yang telah diberikan di tempat lain. Sebab, pengelolaan di SP3T yang ada tidak semata-mata menggunakan listrik atau solar untuk membakar gabah di dalam mesin vertical dryer melainkan sekam yang dibakar dalam tungku khusus. Dengan demikian, pengoperasiannya bisa lebih berhemat dari segi penggunaan bahan bakar dan dipastikan akan mendapatkan keuntungan lebih besar. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang