Petani Desa Sukajadi Haji Machfudin: Kami Mau dan Mampu Satu Hamparan 45 Ha Jadi Sentra Kacang Hijau. Pemerintah Mau?
Tuesday, 20th October, 2020 | 764 Views

SEMUA PETANI DESA Sukajadi bersahabat dengan alam. Cuaca hujan kami syukuri. Cuaca kering kami syukuri. Datang banjir datang kemarau kami syukuri. Tidak ada yang disesali. Di desa kami ada lahan satu hamparan seluas 45 hektare (ha). Kalau pemerintah mau para petani mau dan mampu menjadikan lahan itu menjadi sentra tanaman kacang hijau (Vigna radiata) di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Jabar).

     “Ya, kamu sanggup menjadikan Desa Suka Jadi sebagai sentra kacang hijau ke depan. Sebab, permukaan lahan di desa kami ini sangat cocok jadi sentra kacang hijau. Dari upaya pengolahan saja akan lebih efisien karena mesin-mesin mekanisasi tidak perlu berpindah selama pengolahan dilaksanakan hingga selesai. Selain itu petani sangat antusias menanam kacang hijau lantaran pasar bisa menyerap dengan harga yang menguntungkan,” demikian pernyataan H.Machfudin, Ketua Kelompok Tani Carita Desa Suka Jadi, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur, Jabar.

      Menurut Machfudin, kalau hitungan kasar hasil setiap hektar lahan kacang hijau bisa sampai 2,4 ton tentulah seluruh permintaan di wilayah ini bisa dipenuhi dari lahan 45 ha tersebut. Sebab, dari petakan kecil berukuran 20 kali 20 meteran saja bisa didapat 30 kilogram (kg). Itu sekali petik atau dari dua petakan bisa dapat 60 kg. Artinya, kalau tidak ada gangguan cuaca terhadap tanaman bisa didapat 50 kg dari satu petak.

     “Dari lahan 2.500 meter dapat 60 kilo kacang hijau. Jadi, kalau satu hektare dapat sekitar 2,4 ton produksi kacang hijaunya. Itupun hasil dari sisa banjir. Seandainya tidak banjir, waaah kami pasti bergembira dan bersyukur karena panen pasti melimpah. Saat ini tidak terlalu rugi karena benih dan pupuk dibantu pemerintah. Jadi, walau ada banjir bebarapa waktu yang lalu petani tidak begitu merugi karena petani hari merawat tanaman,” ungkap Machfudin. Dia didampingi petani anggota Kelopok Tani Carita, Ujang Irpan.

      Seandainya lahan saya tidak direndam hujan pasti panen kacang hijau tahun ini bagus namun hujan deras selama dua hari berturut-turut kemarin itu membuat tanaman kacang hijau terendam setelah itu menguning lalu mati kalau lahan yang bagian depan itu kami sama sekali tidak bisa panen karena keburu direndam air yang bisa dipanen yang sebelah sini sama yang dibelakang rumah,

      Machfudin menambahkan, hasil ubinan musim panen saat ini belum bisa diukur karena belum selesai panen atau baru panen yang keempat. Untuk satu lahan kalau dikumpul setiap harinya itu kami bisa panen satu baskom besar. Besoknya lagi bisa satu baskom lagi. Begitu seterusnya setiap hari.

     “Sebab, kita tidak memakai tenaga buruh. Kami yang kerjakan sendiri. Jadi, pagi-pagi mulai memetik yang sudah masak. Begitu setiap hari. Nah, lahan yang di belakang rumah itu masih terus panen walaupun hujan deras kemaren itu merendamnya beberapa saat, tetapi kacang hiajunya tidak sampai mati, sehingga bisa dipanen dan masih berbunga. Ya, kami tetap bersyukur,” ungkap Machfudin seraya menunjuk lahan di sekitar rumahnya yang siap dipanen.

     Dia menceritakan bahwa panen kacang hijau ini bisa dilakukan terus-menerus selama datang hujan yang tidak terlalu deras. Nantinya pucuk tanaman akan berbuah lagi begitu seterusnya. Bahkan selama dua bulan ke depan selagi ada hujan sedikit saja, kami akan terus memanen kacang hijau. Petani bisa ambil buah kacang hijau yang sudah matang bergiliran begitu terus-menerus sampai datang musim tanam padi. Setelah musim tanam padi tiba, biasanya petani tidak memanen lagi kacang hijau itu melainkan langsung dipangkas atau dicabuti dan tanah diolah serta diairi siap untuk tanam padi.,

    Irpan menambahkan, para petani beruntung menanam kacang hijau karena setelah dipanen pasti akan dipanen lagi. Begitu terus-menerus selama dua bulan  dan tidak perlu dipupuki. Karena itulah para petani di wilayah kami akan menanam kacang hijau untuk seluruh lahan yang ada.

Sumur Bor Atau Sumur Pantek

    Menurut Ujang Irpan, kalau ada sumur bor pasti ketersediaan air untuk mencukupi tanaman kacang hijau. Dengan demikian, jika sumur bor ada para petani siap menjadikan sentra kacang hijau di lahan seluas 45 ha terus-menerus tanpa diselingi komoditas lainnya, seperti padi atau jagung maupun kedelai. Lahan seluas itu merupakan milik anggota Kelompok Tani Carita yang seluruhnya berjumlah 50 petani.

    “Harapan kami kalau ada bantuan lagi ke Kabupaten Cianjur, kami semua petani yang tergabung di kelompok tani ini akan menanam kacang hijau lagi. Harapan kami semoga saja benih kacang hijau tidak bercampur dengan yang jelek, sehingga menjadi seragam dan hasil panenan akan menggembirakan,” ungkap Irpan, seraya menambahkan bahwa sebagian besar petani saat ini malah menyimpan kacang hijau mereka di dalam gudang. Sebab, daya simpan kacang hijau bisa sampai setahun. Banyak petani menunggu harga yang sangat tinggi, semisal di atas 15.000 rupiah per kg.*sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang