Pasokan Benih Kedelai Wilayah Kab.Cianjur Bisa Dari Wilayah UPTD Ciranjang
Saturday, 23rd November, 2019 | 873 Views

“SEBENARNYA DARI BEBERAPA penangkar benih kedelai di wilayah Ciranjang, Kabupaten Cianjur  memenuhi kebutuhan benih wilayah Cianjur. Namun, hal yang pasti adalah bahwa untuk kebutuhan pertanaman di UPTD Ciranjang sendiri yang mencakup empat kecamatan yang luasannya mencapai 1.900 hektare tidak ada masalah ketersediaan benih untuk musim tanam sekarang.”

     Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelayanan Pertanian Ciranjang, Kab.Cianjur, Jawa Barat (Jabar) Ir Ida Rochida, MP kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya, baru-baru ini. Dia didampingi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Rina Suhartini,SP.

          Ida Rochida menyebutkan dari tiga penangkar benih kedelai di wilayah Ciranjang mempunyai kemampuan mendistribusikan benih ke semua kecamatan yang ada di Kabupaten Cianjur. Mereka berada di Kecamatan Bojong Picung, yaitu dua pemasok dan satu lagi di Kecamatan Sukaluyu satu pemasok. Dan kebetulan untuk benih kedelai tidak melalui proses electronic catalogue (e-catalog) atau katalog elektronik.

      “Untuk masa tanam kedelai pada 2019 ini kuota untuk bantuan atau program kedelai yang mencakup wilayah kerja UPTD Ciranjang yang luasnya mencapai 1.900 hektare (ha) dipastikan bisa terpenuhi. Para petani menggunakan varietas Anjarmoro dan dan Grobogan,” demikian Rochida.

        Menurut Rochida, harga benih dari penangkar adalah sesuai dengan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat, yaitu 10.320 rupiah per kilogram (kg). Memang pada Oktober awal sudah ada perubahan atau penambahan harga jual benih kedelai menjadi 11.500 rupiah per kg. Namun, pembelian kedelai untuk musim tanam yang sekarang ini pembeliannya pada Agustus, sehingga harganya masih pada angka 10.320 rupiah per kg itu.

      Ia menambahkan, setiap tahun pola tanam di wilayah Ciranjang adalah padi-padi-palawija termasuk kedelai. Benih untuk Kecamatan Sukaluyu seluas 310 ha dipasok oleh perusahaan PT Suka Tani Mandiri dan untuk Kecamatan Bojong Picung seluas 355 ha, Kecamatan Ciranjang seluas 410 ha dan Kecamatan Haur Wangi seluas 510 ha dipasok oleh perusahaan PT Rizki Tani.

“Untuk musim tanam ketiga, dimana palawija ditanami dengan tanaman kedelai agak bermasalah pada tahun ini penanaman kedelai agak mundur karena musim tanam pada MT-2 mundur. Akibatnya panen mundur dan bendampak pada musim MT yang ditanami kedelai juga mundur. Penanaman kedelai mestinya awal Juli dan Agustus, tetapi kenyataannya belum tertanam akibat kekeringan. Petani takut tanamannya mati,” Ida Rochida bercerita.

Program Tumpang Sisip Terlambat Masuk

        Walaupun Kabupaten Cianjur mendapatkan jatah tumpang sisip jagung dengan kedelai seluas 149  ha, namun hal itu terbatas atau bersyarat. Sebab, tanaman kedelai itu diselipkan atau disisipkan pada tanaman lain. Pertanaman jagung masyarakat setelah dicari terluas di Kecamatan Sukaluyu, tetapi ternyata tidak termasuk program pemerintah atau dengan kata lain pertanaman swadaya petani.

        “Masalahnya program tumpang sisip jagung dengan kedelai itu terlambat masuk karena petani panen jagung. Pada saat petani sedang panen itu, program masuk. Jadi, terlambatlah. Akibatnya, petani tidak mau melaksanakan program tersebut karena jagung mereka sebagian besar telah panen. Di Kecamatan Sukaluyu saja hampir 30 ha panen serentak untuk komoditas jagung tersebut. Kendala lain yang terjadi adalah bahwa selama ini jagung ditanam di lahan sawah, sehingga pihak UPTD Ciranjang tidak bisa lagi menerima program tumpang sisip karena jagung ditanam di lahan sawah dan sudah panen seluruhnya,” demikian Ida Rochida.

        Ia menambahkan, seandainya turun hujan, semua petani sudah melakukan pengolahan tanah guna persiapan tanam padi. Jadi, untuk menyelamatkan jatah Kabupaten Cianjur yang hanya mencapai 149 ha itu kemungkinan tumpang sisip kedelai akan dicoba diarahkan ke wilayah lahan darat yang ada tanaman jagungnya.

      Tetapi, di wilayah UPTD Ciranjang yang meliputi empat kecamatan pertanaman padi yang mungkin disisip kedelai di lahan darat adanya di Kecamatan Sukaluyu 10 ha, Kecamatan Bojong Picung seluas 10 ha kedelainya bisa disisipkan dengan tanaman singkong  dan di Kecamatan Haur Wangi seluas 10 ha kedelainya bisa disisip di pematang sawah. Seluruh luasannya hanya 30 ha. Kalau menyangkut benih, dipastikan masih tersedia. *sembada/rori/henry

.

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang