Panen Raya Jagung Hibrida: Moga Petani Lebak Makin Semangat Tanam Jagung
Saturday, 28th December, 2019 | 1077 Views

“MELALUI PANEN YANG dilakuan pada hari ini Pemerintah Kabupaten Lebak sangat berharap bahwa para petani semakin bersemangat untuk membudidayakan jagung (Zea mays) di wilayah ini. Sebab, seluruh produksi yang dipanen sudah langsung dibelih oleh pihak perusahaan pakan ternak besar dan peternak kecil. Ini sangat menggembirakan, sehingga diharapkan juga taraf hidup petani bisa makin meningkat,” ungkap Bupati Kabupaten Lebak Iti Octavia Jayabaya, SE,MM saat memberi sambutan sebelum penen raya jagung di Desa Bulakan, Kecamatan Gunung Kencana, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (25/2/19).

Menurut Octovia atau sering disapa Via, pertanaman atau budidaya jagung di Desa Bulakan itu mempergunakan lahan PT Perhutani  seluas 1.025 hektare (ha). Budidaya dilakukan oleh beberapa kelompok tani yang tergabung di dalam Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (LMDH) seluas 1.000 ha.

“Beberapa waktu lalu para petani telah memanen seluas 25 ha dengan produktivitas antara 6 ton per ha hingga 7 ton per ha dengan harga 3.800 rupiah per kilogram (kg). Harga ini masih menguntungkan petani lantaran harga pokok pembelian pemerintah atau HPP dari petani adalah sebesar 3.150 rupiah per kilogram,” demikian Via. Ia didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Banten Ir Agus M.Tauchid.

“Kami sebagai pemerintah daerah sangat bersyukur, dimana hasil panen jagung petani kali ini langsung dibeli oleh perusahaan pakan ternak PT Charoon Pokphand Indonesia (CPI) dan juga  oleh produsen pakan ternak lainnya. Kami juga berharap panen kali ini  bisa meningkatkan pendapatan petani terutama petani  jagung yang ada di daerah Lebak ini,” demikian Via mencetuskan perasaannya.

Menurut bupati, khusus untuk pertambahan lahan, pihak PT Perhutani telah memberikan keleluasaan kepada Pemerintah Kabupaten Lebak dan kelompok tani  untuk mengelola lahan mereka. Hal  itu diperkuat dengan kesepakatan bersama antara Pemda Lebak dengan pihak Perhutani agar petani bisa memanfaatkan lahan-lahan pihak Perhutani yang belum optimal.

Luasan Menguntungkan

Menurut Bupati Lebak Octavia, petani akan benar-benar meraih keuntungan apabilan mengelola luasan budidaya jagung lebih dari satu hektare atau paling tidak satu hektare. Dan untuk satu hektare itu harus mampu memproduksi sampai 14 ton. Artinya, keuntungan yang didapat bisa 50 persen dari biaya produksi yang dikeluarkan dan pada tingkat harga di atas HPP atau lebih dari 3.150 rupiah per ha.

Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Ir Agus M.Tauchid mengatakan bahwa peluang pasar jagung hasil petani sangat besar karena ada beberapa pabrik pakan ternak yang siap menerima dan menampung produksi jagung petani berapa pun jumlahnya. Kegiatan budidaya jagung selama 2017-2019 di Provinsi Banten telah mempu mendorong penambahan areal tanam jagung dan perluasan areal tanam baru (PATB) pada lahan-lahan perkebunan dan kehutanan yang sebelumnya tidak ditanam jagung.

Dia menambahkan bahwa pertumbuhan jagung Provinsi Banten telah meningkat sebesar 231.500 ton dari 63.520 ton menjadi 211.000 ton dengan produktivitas baru 5 ton per ha. Kebutuhan jagung untuk pakan ternak di Provinsi Banten mencapai 1.662.508 ton per tahun atau mencapai 21,64 persen dari kebutuhan pakan ternak nasional. Pada 2019 ini Provinsi Banten akan meperluas lahan tanam jagung hingga 44.000 ha. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang