Pada Masa Pandemi Virus Korona Ada Peluang Lahan Perkebunan Untuk Tanaman Pangan
Monday, 17th August, 2020 | 976 Views

DI MASA PANDEMI virus korona saat ini Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian mempunyai beberapa program untuk mendorong kebutuhan pangan nasional. Di antaranya adalah pemanfaatan lahan-lahan perkebunan yang notabene merupakan cadangan yang tidak dipakai atau belum dipakai. Ada peluang besar untuk mendukung ketahanan pangan dengan budidaya padi gogo.

      Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Jabar) Mamad Nano,SP,MP kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di ruang kerjanya, baru-baru ini. Selain dari lahan perkebunan dan lahan milik negara yang tidak diusahai, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Jabar juga menggiatkan Gerakan Percepatan Olah Tanah atau GPOT di lahan eksisting untuk budidaya padi.

        “Lahan perkebunan yang sangat luas di wilayah Cianjur kami sarankan ditanami jagung, kedelai atau padi gogo. Memang beberapa perusahaan perkebunan telah merespons imbauan atau permintaan itu. Ada perusahaan yang sudah menanam padi gogo, sehingga produksi padi yang dihasilkan bisa minimal untuk kebutuhan karyawan di perusahaan tersebut. Ada keuntungan ganda di sana, yaitu kelangsungan operasional perusahaan,” ungkap Nano sembari menyebutkan bahwa luas Kabupaten Cianjur mencapai 350.000 kilometer (km) persegi yang sudah terbilang menjadi satu atau dua provinsi di pulau lain di Indonesia.

          Untuk lahan perkebunan teh memang sangat dimungkinkan ditanami padi gogo atau jagung. Juga kedelai atau kacang-kacangan lain. Memang di lahan perkebunan ada lahan yang tidak terpakai yang biasanya disebut lahan cadangan. Nah, ini sementara bisa ditanami. Kemudian disela-selanya juga ditanami padi atau jenis tanaman pangan lainnya.

       Lahan semacam itu cukup luas. Misalnya saja, pihak PT Perkebunan Nusantara (PN) VIII memiliki empat lokasi kebun yang sangat luas. Contoh, pihak PT PN VIII punya lahan seluas 2.000 hektare (ha) di Kecamatan Agrabinta. Dari luasan itu beberapa ratus hektare bisa ditanami komoditi pangan. Belum lagi di kecamatan lainnya yang juga luas. Di Cianjur terdapat sebanyak 29 perusahaan yang berkaitan di subsektor perkebunan teh dengan pengelolaan sekitar 25.000 ha, dimana seluas 14.000 ha dikelola oleh perkebunan teh rakyat.

Untuk Ketahanan Pangan

      Menjawab pertanyaan mengenai lahan PT Perhutani yang juga sangat luas di Kabupaten Cianjur, Mamad Nano menyebutkan bahwa sudah lama ada kerja sama. Di lahan yang pepohonannya baru ditanami masih bisa tumpang sari tanaman pangan. Kendati demikian, ada kendala pada saat pohon sudah tinggi atau berumur sekitar dua tahunan, di bawahnya telah teduh, sehingga tidak tepat lagi ditanami di bawah naungan.

       “Namun, di lahan perkebunan teh tidak terlalu tinggi. Di situ juga ada lahan yang tidak terpakai yang biasanya disebut lahan cadangan,” demikian Nano.

     Nano menambahkan bahwa lahan semacam itu bisa ditanami untuk sementara waktu, kemudian disela-selanya juga ditanami. Kalau misalnya ada 500 ha saja, di celahnya ditanami dua jajar akan didapat tiga baris, sehingga akan didapat pertanaman ratusan hektare. Itu cukup luas. Saat ini sedang diupayakan calon lokasi calon petani atau CPCL untuk memanfaatkan lahan perkebunan.

       Menurut dia, untuk mendukung ketahanan pangan pada kondisi pandemi virus korona, satu di antara antisipasinya adalah pemanfaatan lahan perkarangan. Kemudian juga membentuk kelompok wanita tani atau KWT dengan menghidupkan lumbung-lumbung pangan. Jadi, pemerintah memberi bantuan dari Anggaran  Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD untuk pembangunan lumbung pangan padi atau beras yang dikelola oleh kelompok tani.

     Kalau ada kerawanan pangan di saat paceklik, maka pangan yang tersimpan itu bisa dipinjamkan dan pengembaliannya di saat panen di musim berikutnya dengan tambahan yang telah disepakati. Saat ini ada 96 lumbung pangan di Kabupaten Cianjur dengan menyediakan beras hingga puluhan ton. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang