Kelompok KWT Hasrat:”Berdayakan Para Penganggur Jagung Kami Olah Jadi Kue Weenaaak A La Gorontalo”
Monday, 30th November, 2020 | 1121 Views

“BEBERAPA TAHUN LALU di Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo banyak penganggur perempuan. Saya kasihan dan ingin berbuat. Menolong sebisanya bagi sesama kaum perempuan itu. Usaha ini dirintis pada 2012 yang lalu bersama adik kandung saya, yaitu membuat kue dari jagung. Waktu itu hanya untuk ‘camilan’ keluarga. Kendati ada yang memesan—walau sangat jarang—saya layani dengan harga sekadarnya.”

     Itulah pengakuan lugu atau polos tentu saja sejujurnya oleh Maryam Isa, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Hasrat Rahma Bakery Desa  Dumati, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Cerita seadanya itu disampaikan kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di rumahnya yang sekaligus tempat kerja mengolah jagung menjadi kue, beberapa waktu lalu.

    Maryam bercerita, jagung yang diproduksi menjadi kue saat ini adalah hasil dari kebun Kelompok Tani Hasrat dan juga hasil dari KWT Hasrat Rahma Bakery, tetapi kalau ada kekurangan bahan baku jagungnya diminta dari kelompok tani lain. Bahkan juga dari petani-petani di luar kelompok.

   Kenapa ada kekurangan bahan baku? Menurut Maryam, setelah mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian berupa Unit Pengolahan Hasil (UPH) volume produksi kue dengan merek dagang Dumati Pia Jagung sudah banyak. Memang, sebelumnya Kelompok Tani Hasrat hanya menjual jagung kering pipil kepada masyarakat umum.

   “Namun, setelah ada bantuan UPH jagung dibuat tepung kemudian diolah menjadi kue. Para perempuan penganggur di wilayah desa kami diminta untuk bekerja. Ada juga yang tidak mau diberdayakan, tetapi banyak juga yang mau dengan beberapa persyaratan. Tetapi, saya lebih membutuhkan perempuan yang tulus ikhlas dan rela bekerja. Kini perempuan yang tulus bekerja di UPH ini mencapai 12 orang. Mereka adalah petani dan anak petani,” ungkap Maryam. Ia didampingi oleh Jupri Harun (49), suaminya sendiri yang juga Ketua Kelompok Tani Hasrat dengan anggota 50 petani.

     Disebutkan pula bahwa sebanyak 70 persen dari bahan baku kue itu adalah tepung jagung. Jadi, nilai bahan baku jagung itu ditingkatkan sekaligus menciptakan lahan kerja baru bagi perempuan penganggur  dan mereka diberi upah yang sesuai dengan upah minimum regional atau UMR. Saat ini pihak KWT Hasrat Rahma Bakery telah menerima pesanan dari Makassar berupa olahan kue berbahan baku tepung jagung berciri khas atau a la Gorontalo.

     Para pekerja sebanyak 12 orang tersebut diberi upah sebesar 1 juta rupiah per bulan per orang. Uang itu diterima pekerja di luar makanan harian, angkutan atau transportasi dan dana kesehatan apabila menderita sakit-penyakit. Saat ini target yang harus dipenuhi para pekerja adalah 1.500 butir pia setiap hari. Adapun omzet atau pemasukan penjualan baru mencapai 75 juta rupiah per bulan dan keuntungan bersih dari jumlah itu adalah 15 juta rupiah per bulan.

    “Selain dari penjualan produk oleh-oleh pia Gorantalo, KWT Hasrat Rahma Bakery juga meraih keuntungan sebesar 5  juta rupiah dari penjualan pupuk kompos sebanyak 20 ton per musim sebagai sisa dari pengolahan jagung menjadi tepung. Pupuk itu dijual kepada para petani anggota Kelompok Tani Hasrat yang dipimpin Jupri Harun,” demikian Maryam.

Disukai Beragam Konsumen

   Melalui alat-alat berupa UPH yang diberikan ini pemerintah ini direncanakan akan membina kelompok-kelompok lain  yang dibentuk para perempuan untuk mengolah  tepung jagung itu menjadi kiri khas  oleh-oleh Gorontalo. Hal ini akan meperluas pemasaran kue berupa pia untuk dijual sebagai oleh-oleh berciri Gorontalo.

    Maryam mengungkapkan bahwa pada awal 2021 mendatang pihaknya sudah bisa mengolah bahan baku jagung sebanyak satu ton sekali proses untuk mendapatkan 6 kuintal tepung jagung. Target kue Dumati Pia Gorontalo pada tahun depan adalah 3.000 butir. Tetapi, sebelum Januari 2021, produk pia sebanyak 3.000 butir per hari itu direncanakan sudah bisa dimulai Desember 2020.

    “Ya, tentu kami merasa beruntung mendapat pelaratan UPH yang memadai untuk meningkatkan produksi kue. Saat ini hampir 90 persen kue Pia Gorontalo kami kirim ke Manado. Ada yang ditaruh di etalase hotel, ada juga yang ditaruh di toko-toko pusat oleh-oleh,” demikian Maryam seraya menambahkan para tetangga sangat senang atas keberadaan UPH milik KWT Hasrat Rahma Bakery sambil mengakui olahan jagung di desanya menjadi kue weeenaak a la Gorontalo yang disukai beragam konsumen, seperti remaja dan kanak serta pemuda maupun orangtua.

    Ia juga menambahkan, harga satu butir kue pia Gorontalo berasa cokelat adalah 2.000 rupiah. Untuk pia Gorontalo berasa keju adalah 2.500 rupiah per butir dan untuk kue berisi kacang hijau adalah 2.000 rupiah per butir. Kini saldo KWT Hasrat Rahma Bakery ada 10 juta rupiah setelah upah pekerja yang semuanya perempuan dibayar. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang