Kaleidoskop FISIP Unas 2021 Paparkan Penelitian Dosen dalam Kenormalan Baru
Friday, 24th December, 2021 | 497 Views

DAMPAK PANDEMI CORONA virus-19 pada sektor pendidikan sangat signifikan mengubah perilaku maupun program studi pada perguruan tinggi.  Perubahan itu telah mempengaruhi kalangan kampus melakukan inovasi dan adaptasi untuk memberikan kontribusi nyata bagi pemerintah dan masyarakat melalui research atau penelitian.

     Penelitian merupakan bagian sangat mendasar dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi dan hal inilah yang menjadi tujuan dari kegiatan kaleidoskop riset dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional (Unas) pada 2021 yang diselenggarakan melalui dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) di Menara Unas, Ragunan, Pasar Minggu Jakarta, Senin (20/12).

  Ketika acara itu dimulai Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni Unas Dr Suryono Efendi, SE, MBA mengatakan bahwa dalam rangka menutup tahun 2021, dosen FISIP Unas melakukan kegiatan kaleidoskop riset dosen sebagai bentuk presentasi hasil penelitian dan pengabdian di masa kenormalan baru.

  “Kegiatan ini menunjukkan bahwa dosen FISIP Unas tetap menjalankan bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi selama pandemi berlangsung dengan menghasilkan riset-riset sesuai bidang masing-masing. Saya harap, kegiatan ini bisa menumbuhkan budaya penelitian di kalangan dosen, sehingga bisa mendukung Unas dalam upaya pengembangan menuju world class university atau kampus berkelas dunia pada 2035 mendatang,” Suryono Efendi.

Refleksi Penelitian

   Pada kesempatan yang sama Dekan FISIP Unas Dr Erna Ermawati Chotim, SSos, MSi mengungkapkan bahwa kegiatan ini juga merupakan bentuk refleksi dengan melihat kembali perjalanan penelitian-penelitian yang telah dilakukan dosen FISIP Unas, dari lima program studi, yakni Ilmu Politik, Sosiologi, Hubungan Internasional, Administrasi Publik serta Ilmu Komunikasi.

   “Melalui paparan penelitian yang disampaikan, kami berharap bisa menarik benang merah, catatan kritis, serta rekomendasi dan gagasan pada isu penelitian yang akan dilakukan pada tahun mendatang. Kegiatan perdana FISIP Unas ini juga diharapkan menjadi penilaian bagi pihak-pihak yang telah bekerja sama baik internal maupun eksternal,” tuturnya.

  Hadir sebagai pembcara kunci, Erna memaparkan penelitiannya yang berjudul Refleksi Metodologi Penelitian Sosial Selama Pandemi dan Kenormalan Baru yang kandungannya menyebutkan bahwa pandemi telah merubah berbagai dimensi penting kehidupan manusia tidak terkecuali pada bidang penelitian. Dalam hal ini terdapat dua arus besar yang terjadi di dunia dan berpengaruh terhadap kegiatan para akademisi di perguruan tinggi di seluruh dunia.

  Pertama, kemajuan teknologi digital yang mengubah kebiasaan-kebiasaan lama dalam dunia analog dalam cara baru, termasuk dalam cara peneliti melakukan penelitian mereka sesuai kajian masing-masing. Kedua, pandemi telah memaksa masyarakat dunia untuk menerapkan cara hidup baru termasuk memanfaatkan teknologi digital secara maksimal dalam rutinitas  media sosial.

   Menurut Erna Ermawati, dosen juga diharuskan mengembanngkan penelitian-penelitian ke depan yang dapat mengisi pemahaman baru terkait masalah-masalah yang ada di tingkat individual, kolektif, komunitas, tingkat negara, dan tingkat antar negara.

   “Di sisi lain FISIP Unas juga mengajak para ilmuan sosial dan politik di Indonesia untuk berkolaborasi membahas tentang reliabilitas dan validitas metode-metode praktik penelitian pada masa kenormalan baru, yang dapat terlembagakan di dalam proses pengajaran di universitas, maupun dalam kegiatan penelitian yang dijalankan pemerintah,” katanya.

Silang Kebijakan Pemerintah

   Bebicara dari aspek politik, Dosen Sekolah Pasca Sarjana Unas Profesor Syarif Hidayat, PhD mengatakan bahwa kebijakan dalam penanganan pandemi Covid-19 dan dampaknya sudah  ditandai oleh pemunculan silang kebijakan antarinstansi pemerintah. Tentu saja banyak faktor politik dan ekonomi yang telah menyebabkan hal ini terjadi. Secara teknis, salah satu diantaranya adalah karena belum dioptimalkannya teknologi digital dalam mendukung proses pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan.

   “Dan poin penting yang perlu dicatat dari penanganan pandemic Covid-19 ialah kenyataan bahwa transformasi digital relatif belum diikuti oleh adanya aktualisasi tata kelola pemerintahan,” katanya.

  Berbicara pada kesempatan itu Dosen Program Studi Sosiologi FISIP Unas Adilia Pramanti, SSos, MSi mengatakan bahwa penelitian penting untuk terus dilakukan mengingat hal ini merupakan bagian dari inovasi dan adaptasi serta transfer pengetahuan. Dalam aspek sosiologi sendiri, penelitian penting untuk terus dilanjutkan agar bisa memantau dan mengamati perubahan-perubahan sosial dari masyarakat.

   ”Inovasi penelitian dalam bidang sosiologi juga telah menggunakan perkembangan teknologi digital, serta sudah masuk ke dalam aspek kesehatan dan ekonomi akibat dari pandemi Covid-19,” katanya.

Fokus Pada Kerjasama

   Dari aspek Hubungan Internasional Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FISIP Unas, Dr Aos Yuli Firdaus, SIP, MSI mengatakan bahwa dinamika dalam hubungan internasional berfokus pada upaya setiap negara dalam menghadapi permasalahan yang sama, yakni Covid-19. Untuk itu diperlukan tindakan yang cepat dalam mengatasi Covid-19 dengan mendorong pemerintah untuk gencar melakukan kerja sama internasional.

   “Kerja sama internasional dilakukan sebagai upaya untuk menjamin akses dan ketersediaan medis seperti obat-obatan dan alat medis untuk mengatasi Covid-19 mengingat Indonesia memiliki keterbatasan sumber daya kesehatan. Dalam hal ini Indonesia menggunakan multi track diplomacy yang dinilai cukup efektif dalam penguatan kapasitas negara terdampak dan menggalang dukungan internasional menghadapi pandem Covid-19, dimana hal ini menunjukkan aktivitas Indonesia cukup dipandang dalam forum multilateral global,” ujar dosen prodi Hubungan Internasional itu.

  Sementara Dosen Program Studi Administrasi Publik FISIP Unas Dr Achmad Muksin, MSi mengatakan bahwa pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan guna membatasi mobilitas masyarakat. Adapun kebijakan yang dikeluarkan ialah PSBB, PSBB Transisi DKI, PPKM Darurat serta PPKM empat level.

   Bahkan, kata Muksin, tak hanya itu karena pemerintah juga membuka pelayanan berbasis digital seperti layanan DIRJEN Kependudukan dan Catatan Sipil (DUKCAPIL) online melalui website, aplikasi New All Record (NAR), smartchecking, pedulilindungi untuk vaksinasi yang dikeluarkan kementerian kesehatan serta PCara yang dikelauarkan BPJS Kesehatan,” demikian Wakil Dekan Bidang Akademik FISIP Unas itu.

  Selanjutnya dikatakan pula bahwapelayanan berbasis digital memiliki tujuan memberikan kemudahan bagi masyarakat asal dipahami dengan baik. Pelayanan online ini juga harus bisa mewujudkan pemanfaatan data yang terintegrasi, penyerhanaan prosedur birokrasi yang  menghasilkan pelayanan secara efektif dan efisien, serta tidak hanya berpusat di perkotaan, tetapi juga di pedesaan.

   Kemudian dari aspek Ilmu Komunikasi, pada masa kenormalan baru ini, media sosial menjadi wadah komunikasi utama yang dilakukan oleh masyarakat. Berbagai pihak berlomba-lomba menggunakan media sosial dan mengambil manfaatnya.

  Hal ini yang disampaikan Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unas Dian Metha Ariyanti, SSos, MSi dalam paparannya dengan mengatakan bahwa pada era new normal ini aktivitas komunikasi dilakukan melalui media sosial, seperti membangun brand engagement. Namun, memang tidak semua masyarakat paham dalam membangun hal tersebut, padahal brand engagement sangat penting untuk mengetahui seberapa tingkat keterlibatan followers terhadap informasi yang disampaikan, sehingga diperlukan strategi pengelolaan media sosial yang baik untuk membangun brand engagement.

  Kaleideskop FISIP Unas menghadirkan 17 pembicara dari masing-masing program studi, yakni dari  Program Studi Ilmu Politik, seperti Profesor Syarif Hidayat, PhD; Dr Ganjar Razuni, SH, MSi dan Safrizal Rambe, SIP, MSi. Dari Program Studi Sosiologi adalah Dr AF Sigit Rochadi, MSi; Dr Aris Munandar, MSi dan Adilita Pramanti, SSos, MSi.

   Dari Program Studi Hubungan Internasional adalah Dr Aos Yuli Firdaus, SIP, MSi; Dr Irma Indrayani, MSi dan Dr Hendra Maujana Saragih, MSi. Kemudian dari  Program Studi Administrasi Publik adalah Dr Drs Ahmad Muksin, MSi; Dr Bhakti Nur Avianto, SIP, MSi serta Dr Rusman Ghazali, MSi. Dari  Program Studi Ilmu Komunikasi adalah Drs Adi Prakosa, MSi; Dian Metha Ariyanti, SSos., MSi dan Swastiningsih, SE, MSi. Kegiatan ini juga dipandu oleh dosen FISIP Unas Angga Sulaiman, SIP, MSi, Dr Andi Achdian, MSi dan Muhammad Maulana, MAP. *sembada/rori/henry/ars

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang