Kadistan Taput Ir SEY Pasaribu: Nanti Seusai Pandemi Korona Pengolahan Hasil Petani Jadi Orientasi Kami
Wednesday, 14th July, 2021 | 669 Views

TENTU SAJA ADA parameter atau ukuran-ukuran berupa perhitungan yang akan diletakkan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara untuk membangun dan mengembangkan sektor pertanian. Hal tersebut terutama pada produk Subsektor Tanaman Pangan dan Subsektor Hortikultura, yaitu hilirisasi melalui pengolahan.

    Paparan di atas disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Ir Sondang Erikson Yosua (SEY) Pasaribu,MSi kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya, belum lama berselang. Dia didampingi oleh Kepala Bidang Hortikultura Sudarsono Toni Manalu,SP,MSi dan Kepala Seksi Produksi Hortikulura Frans Favo Purba,SP.

    Pasaribu menggambarkan setiap minggu produk hortikultura Kabupaten Taput mencapai 60 ton hingga 80 ton ke Pasar Induk Sayuran dan Buah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Komoditi tersebut adalah PISANG BARANGAN (Musa acuminata Linn) yang harganya sekitar 13.000 rupiah per satu sisir hingga 16.000 rupiah per satu sisir. Selain itu juga ke Provinsi Sumatera Barat dan beberapa kabupaten di Provinsi Nagroe Aceh Darussalam (NAD).

    Disebutkan pula bahwa saat ini luasan pertanaman Musa acuminata Linn atau pisang barangan mencapai 1.200 hektare (ha), di mana 1.000 ha sudah ditanami dan seluas 300 ha telah menghasilkan. Dalam waktu dekat seluas 700 ha sudah berbuah dan pada Agustus mendatang akan mulai panen secara bertahap.

    “Dalam kaitan itu produksi pertanian kami akan semakin tinggi dan akan memasok kebutuhan antarkabupaten dan antarkota di Provinsi Sumut. Atau bahkan ke provinsi lain yang bertetangga dengan Provinsi Sumut. Setiap batang menghasilkan satu tandan dengan bobot hingga 30 kg. Itu kemajuan yang kami dapat tiga tahun terakhir ini dan ke depan kami akan mengolahnya, sehingga tidak lagi dijual berupa produk bahan baku berupa pisang masak,” Pasaribu menegaskan sembari menambahkan pihaknya sedang merencanakan suprastruktur dan infrastruktur berhubungan hilirisasi pisang barangan tersebut.

Penangkaran Benih Untuk Kecukupan Pengolahan

    Lebih lanjut SEY Pasaribu mengungkapkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan budidaya tanaman horti di Kabupaten Taput, kini telah dikembangkan beberapa desa penangkaran benih. Contohnya, untuk bawang merah (Allium ascalonium) di Desa Lontung, Kecamatan Muara dan Desa Parbaju Tonga di Kecamatan Tarutung. Keduanya sudah tersertifikasi. Sebelumnya bibit bawang merah didatangkan dari Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

     Dia menambahkan bahwa saat ini di Kabupaten Taput juga sudah ada penangkar kentang varietas unggul Wilis, yaitu di Desa Paniaran, Kecamatan Siborongborong. Dengan demikian, para petani sudah bisa membudidayakan kentang dan hal itu telah disambut  positif oleh pihak perusahaan besar nasional yang ingin bermitra.

    Untuk jagung (Zea mays) Kabupaten Tapanuli Utara kini sudah masuk urutan atau ranking produksi di Provinsi Sumut dengan luasan mencapai 21.000 ha. Produktivitas jagung di Kabupaten Taput mencapai 6,7 ton per ha.  Kini peta lahan untuk jagung adalah di Kecamatan Muara, Kecamatan Sipahutar dan Kecamatan Pangaribuan, sedangkan nenas (Ananas comosus) atau honas (Batak) sejak beberapa dasawarsa yang lalu telah dikembangkan di Kecamatan Sipahutar.

    Menurut dia, itulah kondisi yang dihadapi kalau bicara produk hortikultura yang potensinya untuk dijadikan sebagai produk olahan. Khusus keripik nenas telah dikalaborasikan pemasarannya dengan Dinas Koperasi UKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Sebab, komiditi yang pernah berjalan dan akan direalisasikan secara masif ke depan adalah keripik nenas dan keripik pisang barangan. Lainnya memang pengolahannya sudah dimulai, seperti andaliman sebagai tepung bumbu, cabai untuk saos, nangka untuk keripik serta kopi putih.

“Bahkan sudah dipasarkan juga di beberapa gerai bahan pencuci peralatan dapur atau rumah tangga yang terbuat dari jeruk lemon. Pengolahan yang bernilai tambah dari produk sektor pertanian sedang dikaji oleh Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Namun, pada 2021 ini produk yang kami unggulkan secara besar-besaran adalah keripik pisang  disusul keripik nenas,” ujar Pasaribu dengan wajah ria seraya menyebutkan bahwa kini di Bandara Internasional Silangit maupun di semua toko super market (Indomaret) dan toko-toko tertentu serta hotel di tempat tujuan wisata kawasan Danau Toba sudah menjual produk olahan dari petani. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang