Kab.Tanah Laut: Panen Jagung Hibrida Rakitan Kelompok Tani Bina Tani Desa Gunung Melati
Thursday, 4th March, 2021 | 750 Views

STRATEGI YANG TEPAT untuk mencapai sasaran produksi jagung sebesar 23 juta ton pipilan kering sangat diperlukan, sehingga kebutuhan pangan dan pakan yang makin meningkat bisa terpenuhi. Strategi itu adalah  meningkatkan produktivitas jagung hibrida yang memiliki potensi hasil lebih tinggi dari varietas-varietas jagung komposit.

     Pernyataan di atas diungkapkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang disampaikan oleh Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Pertanian Edy Purnawan,SP,MSc saat panen jagung hibrida. Panen itu diselenggarakan di Desa Gunung Melati, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan, awal Maret ini.

        Edy Purnawan menyebutkan bahwa Kementerian Pertanian telah melepas 59 jagung komposit dan 261 varietas jagung hibrida hingga 2020 yang lalu. Oleh karena varietas-varietas hibrida tersebut merupakan hasil rekayasa teknologi tinggi dengan menggunakan sarana prasarana yang relatif membutuhkan biaya cukup tinggi, maka Pemerintah terus mendorong swasta mengembangkan varietas-varietas hibrida tersebut.

      Potensi produksi varietas jagung komposit untuk berbagai lokasi pertanaman berkisar antara 3 ton per hektare (ha) hingga 9 ton per ha, sedangkan potensi produksi benih jagung hibrida mencapai antara 7 ton per ha hingga 15 ton per ha. Jadi, penggantian varietas komposit menjadi varietas hibrida akan dapat memberi lonjakan peningkatan produksi yang sangat signifikan.

      Untuk memenuhi kebutuhan benih jagung hibrida bagi para petani terutama di luar Pulau Jawa, sebagian besar benihnya masih didatangkan dari Jawa Timur (Jatim). Hingga saat ini Provinsi Jatim merupakan sentra produksi benih jagung hibrida terbesar di Indonesia yang mencapai 90 persen. Untuk itu perlu upaya-upaya khusus agar produksi benih jagung hibrida tidak tersentra hanya disatu wilayah.

   “Dalam dua tahun terakhir atau dari 2019 hingga 2020 dan masih terus dilanjutkan pada tahun 2021 ini, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih (P3B) Jagung Hibrida di enam provinsi di luar Pulau Jawa termasuk di antaranya di Kabupaten Tanah Laut,” papar Edy Purnawan.

    Kegiatan P3B itu, sambung Edy, dilakukan dengan fasilitasi berupa bantuan sarana produksi. Pemerintah mendorong para kelompok tani menjadi penangkar benih bermitra dengan swasta sebagai off-taker yang akan mengopkup atau membeli seluruh hasil panennya. Dengan demikian, terdapat nilai tambah Iebih jika para petani melakukan budidaya untuk penangkaran dibanding dengan konsumsi.

Keluar Kabupaten Bahkan Diekspor

      Menurut Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Edy Purnawan, pihak Kementerian Pertanian mengharapkan agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Laut dapat mendorong kelembagaan ekonomi kelompok tani. Pihak Pemkab Tanah Laut wajib membentuk suatu korporasi dengan pelaku utama para petani, yaitu dari petani oleh petani dan untuk pateni, sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani.

      “Pemerintah merasa berbahagia pada hari ini dilakukan panen jagung hibrida varietas JH- 37 yang benih F1 asalnya merupakan hasil produksl dalam negeri para petani di Kabupaten Tanah Laut. Pemerintah berharap juga Kabupaten Tanah Laut dapat meningkatkan produksi F1 agar dapat memenuhi kebutuhan benih jagung hibrida secara mandiri. Bahkan kalau memungkinkan bisa dijual ke luar kabupaten atau provinsi atau bahkan diekspor ke negara lain,” katanya sembari menambahkan bahwa semua upaya kerja keras petani dipastikan bisa meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan sekaligus meningkatkan pendapatan para petani. *sembada/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang