Jagung Hibrida Kab.Gunung Kidul Dipanen Untuk Calon Benih
Wednesday, 2nd March, 2022 | 624 Views

 

PARA PETANI BERSAMA Bupati Gunung Kidul Sunaryanta dan pejabat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian melakukan panen jagung hibrida. Panenan itu akan dijadikan calon benih untuk dikembalikan kepada para petani untuk dibudidayakan sebagai benih lanjutan maupun untuk konsumsi. Panen jagung hibrida  (Zea mays) itu dilaksanakan di Desa Tembesi, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada lahan seluas 5,2 hektare (ha) dengan hasil 2 to per ha.

      Menurut Bupati Gunung Kidul Sunaryanta, hasil panen calon benih yang didapat langsung diangkut ke Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) di Semarang, Jawa Tengah. Pihak BPSB akan menyeleksi jagung itu dan diproses menjadi benih bersertifikat dengan status benih unggul yang selanjutnya bisa dimanfaatkan para petani.

   Bupati menyebutkan bahwa pengangkutan atau pengiriman perdana jagung calon benih secara simbolis itu ditandai dengan pemecahan kendi dengan setangkai bunga melati ke sisi truk yang mengankutnya. Ke depan kegiatan ini akan membawa berkah bagi petani Gunung Kidul, dan hasil produksi petani akan menjadi benih jagung hibrida berkualitas.

     “Meskipun Gunung Kidul berada di perbukitan dengan 17 persen angka kemiskinan makro, diminta masyarakat tak perlu khawatir. Sebab, Kabupaten Gunung Kidul mempunyai potensi lahan baku pertanian luas. Contohnya, lahan kering mencapai luas 41.000 ha dan lahan sawah 7.863 ha,” demikian Sunaryanta.

     Mewakili direktur perbenihan, Koordinator Pengembangan Produksi Benih Ir Suharyanto menjelaskan bahwa pihak pemerintah akan terus mengawal  peningkatan produksi jagung melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Tanaman Pangan mulai hulu sampai hilir. Artinya, para petani harus bisa menikmat manfaatnya.

    “Program ini tidak hanya sebatas memberikan bantuan kepada kelompok tani. Kelanjutannya pemerintah akan terus aktif didampingi dan memberikan peluang bagi para petani menjalin kemitraan dengan swasta. Sebab, tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas petani agar bisa mengelola bisnis usaha tani di bidang perbenihan jagung hibrida in-situ secara mandiri, dan berkelanjutan. Dampak positifnya adalah bahwa petani dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup,” ungkap Suharyanto.

    Dalam kaitan pemberdayaan para petani, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Dr Ir Suwandi mengutip pernyataan Menteri Pertanian Dr Syahrul Yasin Limpo bahwa pemerintah akan terus mendorong Pengembangan Petani Produsen Benih Jagung Berbasis Korporasi. Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern serta meningkatkan mensejahterakan petani itu sendiri.

   Suwandi menegaskan, untuk memperluas pengembangan korporasi benih padi, petani juga bisa mendapatkan permodalan dari perbankan. Kementerian Pertanian mendukung penuh agar petani menyerap dana kredit petani dar perbankan tersebut.

   Menanggapi hasil panen jagung hibrida itu Ketua Gapoktan Karsa Manunggal, Kapanewon Ponjong Harjiyo mengemukakan pada awalnya para petani tidak yakin mampu memproduksi benih  jagung hibrida di daerah pegunungan. Namun, kenyataannya dengan kegiatan yang maksimal hasilnya telah maksimal. Memang hal itu tidak berdiri sendiri karena ada dukungan pendampingan dan pengawalan dari berbagai pihak termasuk dari provinsi dan dari kabupaten.

   Sekarang, ungkap Harjiyo, para anggota petani sudah pandai membuat benih yang baik, menciptakan lapangan kerja pada proses cabut bunga, kepastian pasar (panen glondong sawah) tanpa harus memipil dan mengeringkan. Ternyata untuk sisa cabut bunga bisa untuk pakan ternak.

    Menurut cerita petani itu panen jagung yang dilaksanakan bersama perwakilan pemerintah dari pusat dan Bupati Gunung Kidul Sunaryanta, hasil yang didapat rata-rata 2 ton per ha glondong sawah. Diharapkan pada tahun depan hasilnya bisa maksimal hingga 4 ton per ha dengan jarak tanam sesuai program pemerintah.

*sembada/kontributor ditjen tp/suharyanto/catur setiawan

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang