Insanuddin Lingga: MANJUR 1.000 Hektare Untuk Mandiri Pangan Kabupaten Cianjur
Sunday, 29th May, 2022 | 867 Views

BUPATI KABUPATEN CIANJUR mencanangkan MANJUR—Mandiri Kabupaten Cianjur—dimana warga kabupaten itu sudah mandiri pangan terhitung pada 2026 mendatang. Untuk tujuan itulah bupati menyediakan lahan seribu hektare atau 1.000 ha  dengan pola pertanian terpadu atau integrated farming di beberapa kecamatan. Apa dan bagaimana lahan 1.000 ha tersebut berikut ini jawaban Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat (Jabar) Insanuddin Lingga, SSi,MSi.

Sejatinya apa program MANJUR itu, bisa dijelaskan dengan gamblang?

Ada program Pemerintah Kabupaten Cianjur yang diperkenalkan dengan sebutan MANJUR atau Mandiri Kabupaten Cianjur. Artinya, kebutuhan lauk-pauk, sayur-mayur dan nasi telah tercukupi dari daerah sendiri. Tidak akan mengambil atau membeli dari kabupaten atau provinsi lain?

Apa saja contohnya?

Ya, ternak ruminansia, seperti sapi dan kerbau sudah tersedia dalam jumlah cukup. Segala jenis dan ragam sayur- mayur tersedia. Plus beras tersedia dalam jumlah cukup.

Lha…, Kabupaten Cianjur sudah terkenal surplus gabah atau beras setiap tahun? Mengejar apa lagi?

Betul. Bisa saja untuk beras demikian. Tetapi, kami melihat bahwa warga Kabupaten Cianjur belum mendapatkannya secara merata dengan harga yang bisa dijangkau atau dibeli oleh semua warga. Masih ada fluktuasi harga. Itu membuat sebagian warga belum mendapatkan beras dalam volume sesuai kebutuhan dan kemampuannya.

Jadi, Program MANJUR akan menjawabnya?

Ya, betul sekali.

Bagaimana dengan komoditi lain yang merupakan bagian dari pangan?

Kami juga concern dengan kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Bisa dibilang Kabupaten Cianjur merupakan sentra budidaya kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Artinya, para petani sangat berpengalaman pada budidaya itu.

Dengan demikian, pada lahan 1.000 ha itu selain padi juga kacang-kacangan untuk memenuhi pangan warga Kabupaten Cianjur?

Memang demikian tujuannya dan cita-citanya. Bahkan juga jagung akan ada di lahan 1.000 ha tersebut.

Karena itukah program MANJUR itu disebut pertanian terpadu? Bagaimana persisnya?

Program Mandiri Kabupaten Cianjur atau MANJUR itu dengan dukungan PERTANIAN TERPADU atau Integrated Farming akan diisi dengan semua unsur pangan yang dibutuhkan. Pada tahap pertama di 2022 ini ada seluas 215 ha untuk tanaman padi semi organik. Jadi, pengembangannya sudah dimulai pada Mei 2022 dengan luasan 215 ha disusul masing-masing 200 ha pada 2023, 2024, 2025 dan diakhiri pada 2026.

Jadi, lahan itu telah dibuka saat ini. Dan yang sudah ada di sana adalah tanaman padi semi organik dan mina padi dengan ikan nila. Itu juga merupakan perwujudan  rencana pembangunan jangka menengah kabupaten. Pengertian pertanian terpadu itu adalah pada penanganan padi organik dengan padi konvensional, dimana ada ternak dan ada ikan di kawasan hamparan. Kalau budidaya konvensional volume benih berkisar 30 kilogram (kg) per hektare hingga 40 kg per ha, sedangkan dengan cara organik hanya memerlukan benih sekitar 5 kg per ha hingga 7 kg per ha.

Kenapa berbeda dan hasilnya pada saat panen bukannya tidak sesuai dengan harapan?

Dari kajian yang sudah ada, pada pola pertanaman organik tingkat pertumbuhan benihnya tinggi, sedangkan kalau pola konvensional digunakan 30 biji benih untuk satu lubang. Cara pertanaman organik benihnya untuk satu lubang cukup lima hingga tujuh biji. Khusus padi organik benihnya diuji terlebih dahulu di laboratorium dan itu dilakukan di laboratorium Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur.

Kalau ada perbedaan perlakuan dengan menerapkan inovasi teknologi semacam pengujian di laboratorium itu berarti perlakuan persiapan pertanaman juga berbeda. Benarkah?

Ya. Umur persemaian tanaman konvensional mencapai 30 hari, sedangkan pada padi organik hanya 10 hari di persemaian. Saat umur 10 hari itu padi organik telah bisa dipindahkan ke sawah pertanaman. Tingkat kemampuannya terhadap kondisi air, tanah dan lingkungan jauh lebih tinggi. Kondisi yang kurang lebih sama juga pada pemberian pupuk, dimana pada padi konvensional pemberian pupuk bisa sampai dua hingga tiga kali sebelum panen, sedangkan pada tanaman organik cukup pupuk organik sekali hingga panen.

Hal ini dimungkinkan karena pada padi pola konvensional jumlah anakan per rumpun bisa hingga enam atau lebih, sedangkan pada pagi organik paling banyak dua anakan setiap rumpun. Terhitung pada 2022 ini penggunaan pupuk kimia di Kabupaten Cianjur dikurangi hingga 20 persen dan digantikan dengan pupuk organik. Pada tahun depan pupuk kimia akan dikurangi 40 persen dan digantikan pupuk organik. Pada tahun ketiga atau pada 2024 pupuk kimia tinggal 40 persen dan pupuk organik mencapai 60 persennya. Tahun keempat pupuk organik akan mencapai 80 persen dan pada akhir program atau pada 2026  pupuk organik sudah mencapai 100 persen.

Kenapa tidak sekaligus mengganti pupuk kimia dengan pupuk organik itu?

Pemberian pupuk organik harus disesuaikan dengan keadaan tanaman. Jika kita langsung pindahkan penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik produksi pasti akan  hancur. Karena  tanah di sawah itu akan stes dan akan berimbas pada tanaman. Produksinya rendah. Selain itu kami sedang mempersiapkan ternak untuk memenuhi pertanian organik. Pada awal sekarang masih semi organik.

Bagaimana peranan ternak dan ikan tersebut?

Pada lahan yang telah dikembangkan saat ini, yaitu seluas 215 ha baru ada ikan. Secara komprehensif akan dikaji keadaannya termasuk potensi pakan ternak dari jerami yang ada melalui permentasi dan ragam pakan lainnya. Saat ini ikan sudah ditabur atau ditanam di sana. Tahun kedua pada 2023 direncanakan ternak masuk. Kotoran ternak akan diolah menjadi pupuk organik dicampur dengan bahan alamiah lainnya. Kami di Kabupaten Cianjur sudah memiliki mesin pengolah pupuk organik.

Kalau terkait dengan pemberian air agar hasil maksimal, bagaimana?

Untuk pola konvensional lahan selalu tergenang. Sementara pada tanaman organik penggenangan hanya sesuai kebutuhan. Setelah tergenang, airnya langsung dibuang,

 Persisnya pertanaman yang telah dimulai itu ada di daerah mana?

Untuk luasan yang 215 ha itu ada di 11 kecamatan, yaitu di tujuh kecamatan untuk padi semi organik. Kemudian di empat kecamatan untuk padi semi organik plus tumpang sari atau mina padi. Kendati demikian, lahan yang sudah ditanami saat ini baru pada luasan 10 ha di Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, yaitu pola semi organik plus mina padi.

Pertanaman akan menyusul di minggu pertama atau kedua Juni 2022 di Desa Bunijaya Kecamatan Pagelaran seluas 10 ha yang juga padi organik plus mina padi. Kemudian seluas 20 ha lagi akan ditanami pada September 2022 mendatang, yaitu masing-masing 10 ha di Desa Cinta Asih dan Desa Bangbayang yang keduanya di Kecamatan Gekbrong. Khusus padi semi organik plus mina padi disiapkan lahan seluas 40 ha dari 215 ha itu. Sisanya seluas 175 ha adalah padi semi organik saja.

Desa Cidamar di Kecamatan Cidaun bisa ditempuh dari Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur mencapai sekitar enam jam. Itu berada di Cianjur selatan mendekati dataran rendah sisi laut di Samudera Indonesia. Itu berdekatan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Sukabumi.

Jadi proyeksi ketahanan pangan wilayah ini persisnya seperti apa? Bisa dielaborasi?

Harapan kami seperti saya sampaikan pada ada bincang ini adalah kecukupan bahan pangan pokok bagi warga Cianjur tanpa kecuali dengan harga terjangkau yang telah dipatok oleh Pemerintah Daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Cianjur Sugih Mukti. Kelebihan atau surplus akan dijual keluarga daerah dengan harga sesuai mekanisme pasar. Jadi, untuk warga Kabupaten Cianjur nantinya tidak berlaku mekanisme pasar, melainkan harga yang disepakati oleh petani dan pemerintah.

Kalau sudah disepakati, misanya 7.500 rupiah per kg, tetai harga di pasaran lebih murah dari itu, maka BUMD Cianjur Sugih Mukti tetap membeli harga semuah itu. Sebaliknya kalau harga di pasaran semisal 15.000 rupiah per kg, maka BUMD Cianjur Sugih Mukti akan tetap membeli seharga kesepakatan 7.500 rupiah per kg itu dari petani. Itulah contohnya peranan ata kehadiran pemerintah.

Cntoh sebagai gambarannya, harga beras kelas satu atau premium di Cianjur ditetapkan 7.500 rupiah per kg, sedangkan di Kota Bandung harganya 12.000 rupiah per kg, maka BUMD Cianjur Sugih Mukti akan menjual beras ke Bandung seharga 12.000 rupiah per kg. Sementara harga di seluruh pelosok Cianjur tetap 7.500 rupiah per kg. Selisih harga itu akan dipakai Pemerintah Kabupaten Cianjur meningkatkan mutu lahan, pasar atau tingkat perekonomian masyarakat luas.

Mungkinkah ada persoalan di tingkat lapangan dengan pola proteksi semacam itu?

Boleh jadi ada. Mungkin saja terjadi. Sesungguhnya itu belum bisa disebut proteksi karena tujuannya adalah untuk ketahanan pangan. Persoalan yang mungkin terjadi—kami telah antisipasi—pedagang dari Kota Bandung atau luar daerah Cianjur membeli beras ke Cianjur atau kepada petani Cianjur. Nah, hal itu akan tertutup karena komoditi yang ada telah ditangani dan diurus oleh BUMD Cianjur Sugih Mukti. Atau misalnya, warga Cianjur membeli banyak tidak akan dilayani kalau melebihi kebutuhan satu keluarga dalam sebulan. Jadi, kecurangan semacam itu tidak akan terjadi. Juga sekaligus untuk memutus upaya tengkulak yang mencari keuntungan sendiri tanpa memperdulikan petani.

Kalau demikian, apa keuntungan yang bisa dikecap petani?

Ada. Banyak tentu saja. Contoh, hasil setelah panen sudah bisa ditentukan harganya sejak dini atau sejak awal dengan memaparkan ANALISA USAHA TANI, yaitu biaya sejak mengolah, menanam, memupuk, mengatasi hama, memanen, mengangkut hingga mengolah. Dari analisa itulah ditentukan harga jualnya sekaligus harga pembelian oleh warga warga untuk menjadi ketahanan pangan Cianjur. Daya beli masyarakat tinggi dan harga komoditi pangan rendah serta bahan pangan melimpah.

Artinya, tengkulak tidak bisa lagi masuk?

Ah, bisa saja. Tetapi, mereka tidak bisa lagi menentukan harga jerih payah petani. Para tengkulak yang ada sekarang biarlah pergi meninggalkan Kabupaten Cianjur ke daerah lain yang masih terbuka bagi mereka. Itu urusan merekalah. Pemerintah Kabupaten Cianjur akan mengayomi warganya bisa makan. Cukup makan dan mudah mendapat bahan makanan dengan harga yang bisa dijangkau. Ya, senanglah tentu saja.

Bagaimana mekanisme relasi BUMD Cianjur Sugih Mukti dengan para petani atau kelompok tani?

Petani mendapat bantuan atau subsidi dari Pemerintah Kabupaten Cianjur yang dijalankan oleh manajemen BUMD Cianjur Sugih Mukti dengan tingkat bunga yang sama dengan kredit usaha rakyat atau KUR. Modal BUMD yang didapat dari bank komersil, tetapi disalurkan kepada petani dengan bunga setara KUR karena disubsidi Pemerintah Kabupaten itu diberikan kepada petani. Tetapi, petani tidak akan pernah pegang uang itu.

Petani tidak perlu buka rekening khusus. Sebab, petani cukup lapor ke BUMD kebutuhanya. Contoh, petani butuh traktor, maka BUMD yang mencari traktor dan menyewanya. Petani butuh benih, maka BUMD yag mencari dan membeli lalu menyerahkannya kepada petani. Begitu seterusnya menyangkut pupuk, tenaga memanen dan lainnya. Pihak BUMD yang mencari dan menyediakannya. Petani tinggal menerima barang sesuai kebutuhan mereka. Para petani tidak perlu pusing lagi karena tidak perlu ada jaminan atau boroh berupa apapun. Penjamin kredit adalah Pemerintah Kabupaten Cianjur. Untuk itu pihak Dinas Pertanian akan mengawal seluruh aktivitas itu akan sesuai harapan dan sampai ke tujuan.

Kalau petani telah panen, maka hasilnya dibeli BUMD yang dihargai sesuai kesepakatan. Setelah dikurangi biaya produksi menyeluruh, sisanya diserahkan kepada petani. Itulah hasil yang akan dinikmati para petani. Selisih bisnis yang didapat BUMD akan menjadi keuntungan Pemerintah Kabupaten Cianjur berupa pendapatan asli daerah atau PAD yang akan dipakai untuk pengembangan pembangunan daerah.

Optimis hal ini bisa berjalan dan berlangsung hingga 2026 sesuai pencanangan?

Ya. Optimis. Kami berupaya keras.

Seperti apa harapannya?

Harapan kami  dari kabupaten dan Dinas Pertanian ini setelah petani Cianjur maju bisa mengajarkan atau menurunkan ilmunya kepada petani lain. Atau paling tidak para petani yang mendapat pelatihan khusus bertani di lahan PERTANIAN TERPADU itu mau mengajarkan dan menyebarkan semua pengalaman positif yang didapat kepada warga setempat. Dengan demikian, semua masyarakat Cianjur lebih maju menuju sejahtera sentosa. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang