In Memorium BJ Habibie: Jasa BJ Habibie Di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Saturday, 14th September, 2019 | 1032 Views
|
Oleh Drh Chairul Arifin

 

                            

Drh Chairul Arifin (Foto:sembada/rori)

Drh Chairul Arifin (Foto:sembada/rori)

BEBERAPA PERGURUAN TINGGI beserta lembaga penelitian, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT mulai mengembangkan tehnologi Embrio Transfer (TE) pada era 1990-an. Kemudian berlanjut pada 1994 berdirilah unit pelaksana teknis atau UPT kita sebagai produsen embrio ternak, yaitu Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang Bogor, Provinsi Jawa Barat.

          Saya teringat benar, juga teman-teman para pensiunan bahwa kunjungan Prof. Dr BJ Habibie dalam kapasitas beliau selaku Menteri Riset dan Teknologi mengujungi  Balai Inseminasi Lembang (BIB) Lembang, Jawa Barat.  Jasa besar almarhum Dr (HC) Soehadji yang waktu itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Peternakan untuk ‘memaksa’ pak Habibie datang ke balai kita itu.

         Di tengah pagi yang sejuk udara Lembang, almarhum Drh Ruswanto yang menjadi kepala BIB Lembang memamerkan beberapa sapi pejantan unggul yang ada di BIB Lembang, yaitu jenis-jenis sapi dan kerbau hasil seleksi yangg tangguh. Tidak itu saja Habibie juga masuk melihat proses semen beku yang  dihasilkan. Sambil manggut-manggut gaya khas Habibie puaslah beliau saat itu.

Dari Mikro Di Mikroskop Jadi Makro Berupa SapiKerbau

          Selanjutnya di halaman depan BIB Lembang dia memberikan sambutan. Dalam sambutannya beliau membandingkannya dengan dirinya yang ahli pesawat terbang. Tetap,i BIB Lembang ini telah membuat dari yang sangat mikro di mikroskop menjadi makro, yaitu sapi dan kerbau unggul. Ini luar biasa.

      Kemudian Dr Soehadji lebih mengedepankan bahwa inseminasi buatan atau IB itu baru generasi pertama bioteknologi reproduksi, sedangkan generasi keduanya adalah Transfer Embrio (TE). Kata Soehadji, melalui TE hanya membutuhkan satu generasi untuk memperoleh bibit unggul, sedangkan dengan IB diperoleh bertahun-tahun, yaitu sekitar 15 tahun. Oleh sebab itu TE juga akan dikembangkan, sebagaimana yang diuraikan oleh berbagai lembaga penelitian dan Ditjen Peternakan di atas.

       Sejatinya TE adalah suatu proses mengambil (flushing) embrio dari uterus sapi donor diovulasi ganda (superovulasi) dan memindahkannya ke uterus sapi recipient dengan metoda, peralatan dan waktu tertentu. Pada akhirnya Pak Habibie mengujungi juga BET Cipelang mendampingi Wakil Presiden Try Sutrisno. Kemudian Drh Sri Lestari yang cukup banyak cerita tentang peristiwa itu termasuk bagaimana Habibie setuju pembentukan Komisi Biotehnologi Peternakan.

Kini Habibie telah berpulang untuk menghadap Sang Khalik, tetapi bagi dunia peternakan, engkau telah tercatat dalam tinta emas sebagai pendorong kemajuan tehnologi dan Biotehnologi Peternakan dan Veterimer. Selamat Jalan Prof. Habibie, bapak Teknologi sekaligus Bapak Bangsa. Innalilahi wa Innailaihi rojiun.*

                        *Drh Chairul Arifin adalah pensiunan dari Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian RI. Kini dia sedang semangat menulis buku.

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang