Drh Wisnu Wasisa Putra,MP: BBPKH Cinagra Menjamin Mutu Pelatihan Berkelanjutan dan Profesional
Wednesday, 9th September, 2020 | 1270 Views

Pengantar Redaksi:

SEBAGAI LEMBAGA PEMERINTAH Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara ditugaskan menyelenggarakan pendidikan dan latihan keahlian serta keterampilan bagi petugas teknis maupun fungsional Kementerian Pertanian (Kementan). BBPKH dibina oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementan. Selain itu BBPKH juga melayani petugas nonaparatur, seperti petani dan peternak maupun para pemangku kepentingan terutama di subsektor peternakan. Baru-baru ini Media Pertanian online www.sembadapangan.com menemui Kepala BBPKH Cinagara Drh Wisnu Wasisa Putra,MP di kantornya di Desa Pasirbuncir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wisnu Wasisa didampingi oleh Kepala Sub Bagian Keuangan Sutarwi,SE,MSi dan Staf Divisi Penjaminan Mutu dan Keamanan Pangan Taufik Walhidayah,SST,MPd. Selamat menyimak tuturan berikut ini.

       Kami sebagai lembaga pelatihan kesehatan hewan dan Balai Pelatihan Kesehatan Hewan adalah satu-satunya di Indonesia. Tadinya ada 32 balai pelatihan, tetapi sekarang tinggal 10 balai. Namun, untuk pelatihan kesehatan hewan hanya di sini satu-satunya. Terkait dengan itu pihak yang akan kami layanipun sanga beragam, seperti petugan-petugas dari kedinasan di daerah yang meliputi dokter hewan dan paramedis hewan. Bahkan ada pula petugas peternakan dan penyuluh.

         Kendati demikian, kami juga mempunyai pelayanan terhadap Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan lima direktoratnya serta unit pelaksana teknis maupun balai veteriner di daerah. Artinya, untuk pengembangan sumber daya manusia atau SDM semua unit tidak mungkinlah bertumpu di Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian yang menaungi BBPKH ini. Contohnya, kami melayani semua Balai Inseminasi Buatan di seluruh Indonesia. Juga melayani Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) yang juga tersebar di berbagai provinsi. Bahkan juga melayani semua dinas yang terkait dengan peternakan.

     Secara menyeluruh kemampuan kami bisa melatih 3.000 hingga 4.000 orang dalam satu 1 tahun. Contohnya, pada 2020  saat ini anggaran yang tersedia diperuntukkan bagi 3.633 orang, dimana setiap angkatan dibatasi 30 orang. Jadi, latihannya bisa sampai 150 angkatan dalam satu tahun yang dibagi sesuai kebutuhan, seperti latihan tehnis, latihan fokasi, latihan fungsional  maupun latihan bagi pemuda tani.

Sertifikasi dan Kompetensi

        Di luar itu kami juga ada sertifikasi dan kompetensi yang mencakup sembilan bidang. Untuk pejabat fungsional ada widyaiswara  dan asesor. Kelompok ini akan melakukan assesment seseorang apakah layak menjadi petugas pada jabatannya atau tidak. Contohnya, seorang inseminator bertugas untuk melakukan kawin suntik, latihannya adalah selama tiga minggu. Setelah masa ini selesai mereka harus mengikuti ujian khusus.

        Standar kelulusan yang memang sudah terakreditasi dengan standar kelulusan di atas nilai 70. Memang ini peraturan dari Kementerian Pertanian atau pusat, tetapi kami di BBPKH ini menerapkan standar internal tersendiri, dimana peserta pelatihan harus medapatkan nilai 80. Artinya, ada trust atau confidence para peserta tentang mutu yang mumpuni dan teruji. Nah, seandainya anggota pelatihan tidak lulus akan diadakan lakukan remedial dan jika masih tidak lulus akan diberikan penugasan lalu ujian praktikum dan ujian lisan. Inilah komitmen kami bagi anggota pelatihan widyaiswara.

        Apa artinya? Dalam hal kompetensi bagi peserta, itulah bagian tanggungjawab kami sekaligus tanggung jawab bersama semua pihak untuk menghasilkan petugas yang kompetensinya teruji dan terukur. Sebab, petugas yang bersangkutan harus melayani masyarakat dan pekerjaan mereka di lapangan. Kalau tidak mampu melakukan pekerjaan secara maksimal akan terhukum sendiri termasuk lembaga BBPKH Cinagara ini akan mendapat sorotan dan akibat yang negatif.

       Kami menjaga marwah lembaga BBPKH yang melauluskan petugas yang akan terjun ke tengah masyarakat dalam peningkatan mutu petenakan milik masyarakat. Kita menjaga agar masyarakat sebagai end-user tidak sampai kecewa. Dengan standar yang seperti itu kami berharap teman-teman yang berlatih di sini memilki wawasan yang lengkap dan utuh serta paradigma berpikir yang  komprehensif. Di BBPKH Cinagara ini telah disampaikan bahwa mengubah paradigma lama memang sulit, semisal hanya mementingkan sertifikat. Lebih dari itu adalah bahwa ada nilai abadi yang harus tercapai.

In-house Training Bisa Dilakukan

    Memang sudah beberapa waktu ini kami di BBPKH Cinagara mengakomodir pelatihan dilaksanakan di tempat pihak yang membutuhkan atau di luar lembaga ini. Soal mutu tetap dipertahankan apa adanya sebagaimana di dalam BBPKH sendiri. Tantangannya menyangkut sertifikat bisa dari Balai Insminasi Buatan (BIB) Lembang, Jawa Barat atau dari BBPKH Cinagara. Sementara untuk staf pengajar bisa berkolaborasi, yaitu ada dari Balai Inseminasi Buatan dan dari BBPKH Cinagara.

       Artinya bisa saja tenaga pengajar tidak semuanya dari kami. Untuk hal semacam ini kami sudah mengikat kerjasama dengan semua balai termasuk dengan pihak BPTUHPT di Sembawa, Sumatera Selatan atau BPTUHPT di Baturaden, Purwokerto, Jawa Tengah. Jadi, penyelenggaraan palatihan bisa dilakukan sangat luwes atau fleksibel. Pelatihan tidak selalu dilakukan di BBPKH Cinagara, tetapi tenaga edukasinya yang datang ke tempat yang membutuhkan agar mangkus (berhasil guna-effective) dan sangkil (tepat guna-efficient) bagi semua pihak.

Sasaran 2020 Kami Sudah Tercapai

         Terkait dengan target capaian latihan sepanjang 2020 pada awalnya sebanyak 3.588 orang dan hal itu sudah dirancang enam bulan sebelum tahun berjalan. Artinya, setiap Januari  tiba semua pendidikan dan latihan itu sudah kita tayangkan di jaringan elektronik atau webside.  Bahkan jadual latihan itu pada akhir Desember 2019 sudah ada termasuk judulnya atau mata latihan apa saja sudah ada di jaringan elektronik itu.

       Dampak positifnya adalah bahwa pada Januari kami mendapatkan banyak surat  pengajuan dari beberapa dinas yang masing-masing mengajukan latihan yang mereka butuhkan. Dari pengajuan tersebut pada Januari 2020 manajemen BBPKH Cinagara telah mendapatkan basis data atau database dari daerah, semisal permintaan mereka untuk pelatihan apa saja  jumlahnya berapa dan orangnya siapa, mereka telah mengajukan jadi peserta di sini BBPKH Cinagara ini. Pengajuan-pengajuan pelatihan dari daerah secapat mungkin kami identifikasi dan respons selekas mungkin.

      Seiring waktu berjalan di 2020 ini kami kita sudah  melakukan penataan ulang atau rekofusing kegiatan pada Maret yang lalu terkait dengan pandemi korona itu. Kendati seperti itu pihak BBPKH Cinagara tidak terlalu terpengaruh lantaran secara prinsip pekerjaan kami sudah kami mulai sebelum 2020 walau anggarannya masuk pada 2020 itu.

     Pada 2019 kami telah mulai bekerja. Artinya, kegiatan pada Januari kita sudah laksanakan termasuk kegiatan sertifikasi dan kompetensi. Jadi, otomatis pada Januari  dan Februari  hingga Maret  tim BBPKH Cinagara benar-benar sudah kerja keras. Itu sesuai dengan harapan pak Menteri  Pertanian agar pekerjaan itu 30 persen sudah tercapai. Dan itu kami sudah dapat atau tepatnya pada April  2020 sudah selesai terutama untuk kopetensi.

    Pada April rekofusing sudah ditetapkan, sehingga pada 18 Maret 2020 pandemi korona diumumkan dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dan berbarengan dengan itu semua latihan harus dihentikan. Dan kami menghentikannya, padahal kita sudah ada peserta untuk pelatihan dan mereka sudah berada di BBPKH Cinagara. Kami tetap laksanakan sampai berakhir kelasnya dan mereka pulang ke daerah masing-masing dengan memegang sertifikat yang juga mumpuni.

Hadapi Kompetisi Global

     Untuk inseminasi buatan atau IB seiring dengan perkembangan zaman, kita menghadapi persaingan atau kompetisi global yang sangat menyita pikiran dan tenaga serta dana. Kita dituntut profesional selain memiliki tenaga ahli. Untuk kebuntingan sapi, manusia tidak mungkin memendekkan umur kebuntingan sapi, tetapi mengupayakan jarak antarkelahiran lebih cepat. Misalnya, setelah 2 bulan selesai lahir agar induk sapi bunting lagi.

         Ini memang penting. Dan satu hal yang luar biasa khusus pada sapi potong begitu melahirkan, selama menyusui bisa juga hamil. Nah, hal itu ternyata tidak mempengaruhi kualitas air susu sapi yang dihasilkan. Sebaliknya, malah pada sapi perah lebih hebat lagi. Begitu anak atau pedet lahir, anak sapi itu langsung dipisah dan susu sapi langsung diperah dan susu untuk anaknya kita kita yang memberikan. Apalagi khusus pada sapi perah itu harus terus bunting agar produksi susu sapi jalan terus. Sebab, memang tidak mungkin sapi bisa menghasilkan susu kalau dia tidak pernah melahirkan, sehingga targetnya harus bunting terus.

       Oleh karena itulah di dalam pembelajaran kami selalu menekankan profesionalisme petugas agar betul-betul menguasai kondisi sapi yang akan menerima inseminasi. Tingkat keberhasilan kehamilan sapi sangat dipegaruhi  banyak hal termasuk hormonalnya. Mutu pekerjaan harus dijaga karena para inseminator itu bekerja untuk diri sendiri. Untuk hidup keluarga dan juga para peternak. Apalagi sekarang terjadi persaingan global. Para petugas di lapangan itu juga harus bisa berinovasi agar terbangun sinergitas yang tinggi dalam bekerja, sehingga dipesankan bahwa jika jelek kondisi waktu melaksanakan IB, maka tidak usah dilakukan karena dampaknya akan merugikan semua pihak. Rugi waktu. Rugi biaya dan rusak kepercayaan.

       Melalui PERMENTAN No 09/1919 diamanatkan bahwa seorang petugas kesehatan hewan selain berlatih keahlian juga harus mempunyai sertifikasi kompetensi. Setiap tahunnya BBPKH Cinagara melaksanakan atau sertifikasi kompetensi termasuk bagi petugas pendukung kebuntingan atau PKB. Ada juga juru sembelih halal. Semua petugas yang berlatih di BBPKH Cinagara mendapat sertifikasi kompetensi. Itu jaminan mutu yang harus dipertaruhkan di lapangan. Bahkan bisa menjadi pembuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

     Di BBPKH Cinagara banyak pelatihan yang bisa diikuti semua pihak. Ada untuk petugas pemerintah dan swasta ada juga untuk masyarakat umum, seperti untuk pemuda tani atau kelompok tani. Materi pelatihan itu meliputi antara lain latihan pengolahan hasil, pelatihan pengolahan susu dan daging. Juga ada pelatihan faksinator untuk unggas, pelatihan pengolahan limbah yang mengarah pada biogas, dimana masing-masing  pelatihan itu sudah ada kurikulumnya  yang telah disusun begitu rupa sesuai kebutuhan masyarakat yang direvisi setiap dua tahun sekali.

     Nah, terkait dengan potongan anggaran untuk pelatihan 3.588 orang pada 2020 akrirnya menjadi 1.460 orang  untuk target di 2020. Sekali lagi semua itu telah realisasi dan selesai pada Maret 2020 yang lalu. Kemudian dari April hingga September ini kendati ada pandemi korona, kami tetap bekerja mengadakan pelatihan.

     Caranya? Kami memanfaatkan teknologi pelatihan berbasis on-line juga ada seminar on-line dan webinar on-line. Kami hitung dari April sampai September 2020 yang sudah kami latih mencapai 3.050 orang secara on-line. Kami di BBPKH Cinagara tetap bekerja produktif kendati ada pandemi korona itu. Kami sehat dan kami bekerja. Profesionalisme menjadi pegangan atau pedoman kami. Dan kami eksis hingga kini. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang