Dorong Pendapatan, Pemberdayaan Petani Produsen Benih Kacang Hijau Berbasis Korporasi Ditingkatkan
Tuesday, 24th August, 2021 | 618 Views

PENGEMBANGAN INDUSTRI BENIH hijau terus didukung oleh Kementerian Pertanian. Dukungan itu untuk peningkatan produktivitas melalui kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Kacang hijau (P3BTP) Berbasis Korporasi Petani. Benih merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan produktivitas.

    Terkait hal itu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian mengadakan Webinar Propaktani Episode Ke-67 pada 23 Agustus 2021 melalui zoom meeting dan live streaming youtube.com/propaktani. Pada kesempatan itu Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Suwandi menyampaikan bahwa kacang hijau (Vigna radiata) mempunyai banyak manfaat dan kaya gizi sebagai sumber bahan pangan protein nabati tinggi. Terdapat 27 produk turunan kacang hijau yang disukai konsumen baik dalam maupun luar negeri.

    Suwandi juga mendorong masyarakat untuk giat menanam kacang hijau karena memberikan peluang ekspor yang cukup besar, dimana pada 2020 hampir 25 persen produksi kacang hijau sudah diekspor. Permintaan yang tinggi khususnya negara Cina dan Filipina,  maka perlu didorong perluasan pengembangan untuk memenuhi pasar ekspor kacang hijau dan menjadi salah satu program prioritas.

   “Kacang hijau merupakan komoditas tanaman pangan yang sangat mudah dibudidayakan. Dalam kurun waktu dua bulan, kacang hijau bisa langsung panen dan juga bisa sebagai tanaman sela yang dapat tumbuh optimal pada saat musim kering,” papar Suwandi.

    Dan menurut Ahli Peneliti Utama Puslitbang Tanaman Pangan Lukman Hakim, kenyataan di lapangan saat ini, untuk memperoleh benih bersertifikat kacang hijau masih sulit dan produktivitasnya masih tergolong rendah. Rata-rata produktivitas hanya 1,2 ton per hektare (ha) dengan persentase kelulusan 50 persen hingga 60 persen. Produktivitas yang tersebut antara lain disebabkan oleh teknologi budidaya yang masih rendah, alih teknologi yang lambat serta pengawalan dan pendampingan yang lemah.

   “Teknologi produksi benih sebagai salah satu faktor penting dimulai dari proses anjuran teknologi budidaya yang baik, pemeliharaan  mutu genetik serta penanganan panen dan pasca panen (penyimpanan benih),” Lukman menambahkan.

   Terkait ketersediaan benih sumber, Trustinah, Peneliti Ahli Utama Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi   (Balitkabi) Malang mengatakan “Keberhasilan penyebaran varietas unggul kacang hijau tidak terlepas dari upaya pengembangan sistem perbenihan, kelancaran alur distribusi benih mulai dari Benih Penjenis (BS), Benih Dasar (FS), Benih Pokok (SS) sampai Benih Sebar (ES) dengan prinsip Enam Tepat  (tepat varietas, mutu, jumlah, waktu, harga dan tempat).”

    Trustinah juga menyebutkan bahwa ketersediaan benih sumber yang dihasilkan Balitkabi berupa Benih Penjenis (BS) dan Benih Dasar (FS) mengacu pada prosedur baku sertifikasi benih dimana proses produksinya dilakukan pengawasan dan pengawalan yang ketat terkait mutu genetik, mutu fisik dan mutu fisiologis.

    Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Direktorat Perbenihan Mendukung kegiatan Pengembangan Petani Produsen Benih Kacang hijau (P3BTP) Berbasis Korporasi Petani, dengan bantuan berupa benih sumber, pupuk dan pestisida berupa transfer uang kepada kelompok tani,  papar Catur Setiawan, Koordinator Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya.

   “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam memproduksi benih kacang hijau bersertifikat secara insitu, yang sudah diinisisi sejak tahun 2020. Pada tahun ini dikembangkan di Jawa Barat (Majalengka, Cianjur), dan Jawa Tengah (Cilacap, Purworejo), serta NTT,” ungkap Catur.

    Menurut Catur, hasil korporasi ini, nantinya di ambil oleh mitra dengan harga lebih tinggi dari harga konsumsi, dan untuk memenuhi ketersediaan benih program pemerintah maupun pasar bebas. Sebab, penyediaan benih bersertifikat kacang hijau pada tahun 2021 masih rendah (12 %) dari kebutuhan benih, dan saat ini masih tersentra di beberapa provinsi, ini peluang emas bagi produsen benih kacang hijau untuk mendukung industri benih kacang hijau dalam memenuhi ketersediaan benih pengembangan kacang hijau pemenuhan ekspor.

   Di samping pemaparan teknis dari narasumber, dalam Webinar Propaktani tersebut disampaikan pula pengalaman produksi benih kacang hijau dengan sistem kemitraan dengan petani oleh PT East West Seed Indonesia (Ewindow), PB Utama Khamdan Wibowo dan Ketua Kelompok Tani Karya Jaya 3, Kendal (Jawa Tengah) Darmawan.

   Afrizal Gindow dari PT Ewindo menyebutkan bahwa varietas yang pernah diproduksi oleh Ewindow bekerjasama dengan Balitkabi untuk kebutuhan ekspor, yang diminati yaitu varietas Vima 1 dengan penampilan biji kusam, umur panen 57 hari, panen serempak, adaptif terhadap embun tepung dengan asumsi 1 kg benih sumber menghasilkan 100-200 kg benih sebar yang siap ditanam petani.

    Dan menurut Wibowo, PB Utama mengungkapkan pengalamannya, selama memproduksi benih kacang hijau sejak tahun 2016 meningkat setiap tahunnya, untuk memasok kebutuhan benih pertanaman konsumsi untuk kebutuhan ekpor kacang hijau varietas Vima 1,Vima 3 dan Vima 5 dengan bekerjasama dengan 5 eksportir di Surabaya per tahun rata-rata berkontribusi sebanyak 700 ton hingga 1.000 ton. *sembada/ catur setiawan dan retno setianingsih

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang