Dirjen TP Dr Suwandi: Swasembada Jagung RI 2024
Monday, 3rd May, 2021 | 1080 Views

INDONESIA RAIH SWASEMBADA jagung pada 2024 mendatang dengan sasaran produksi mencapai hingga 30,71 juta ton. Target produksi tersebut sudah terkonversi pada rendemen atau kadar air 15 persen yang telah memenuhi standar industri pangan terutama pakan ternak.

   Demikian benang merah pemaparan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Dr Ir Suwandi pada diskusi yang diadakan oleh Dewan Jagung Nasional dengan tema sentral Enam Belas Tahun Bantuan Benih Jagung secara virtual. Diskusi itu diikuti para pemulia, politisi di Komisi IV DPR Bidang Pangan, praktisi, pengusaha, pabrikan, beberapa pejabat dari dinas pertanian kabupaten.

  Diskusi dibuka Ketua Umum Dewan Jagung Nasional Prof Dr Fadel Muhammad al-Haddar dan moderator oleh Sekjen Dewan Jagung Nasional Ir Maxdeyul Sola,MBA. Selain Dirjen Tanaman Pangan Dr Ir Suwandi, pembicara utama lainnya adalah Anggota Komisi IV DPR Ir Mindo Sianipar, Menteri Pertanian (2004-2009) Dr Ir Anton Apriyantono dan Inspektur II Kementerian Pertanian Tin Latifah,SP,MSi.

   Selanjutnya Suwandi mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada road-map atau peta jalan Pengembangan Jagung 2020-2024 Menuju Indonesia Swasembada pada 2024. Target produksi pada 2020 mencapai 19,65 juta ton dan pada 2021 ini sasaran produksi yang dipatok mencapai 20,01 juta ton. Kemudian sasaran berikutnya pada 2022 adalah sebanyak 22,62 juta ton dan pada 2023 volume sasaran produksi akan mencapai 26,10 juta ton.

   “Pada akhir pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo di 2024 Indonesia sudah swasembada jagung pada titik produksi 30,71 juta ton itu. Angka sasaran produksi tersebut telah dikonversi pada rendemen atau kadar air 15 persen yang sudah standar industri,” Suwandi menegaskan.

Optimis Swasembada Jagung Tercapai 2024

    Menurut dia, ada beberapa tahapan strategi untuk mencapainya, antara lain dengan peningkatan produksi, yaitu meningkatkan indeks pertanaman (IP) hingga tiga kali, perluasan areal tanam, intensifikasi mekanisasi, penerapan benih varietas unggul dan mendorong sarana pruduksi. Untuk itu aksi yang direncanakan adalah adalah peningkatan produktivitas di lahan yang sudah ada atau tersedia dan perluasan areal tanam, modernisasi budidaya serta penentuan khusus kawasan tanam dan partisipasi korporasi.

   Strategi berikutnya untuk mencapai swasembada jagung tersebut adalah pembenahan distribusi dan pemasaran, dimana perbaikan konektivitas daerah produksi dan daerah pemasaran menjadi bagian tulang punggung kelancaran distribusi, Terkait hal ini sistem transportasi juga disediakan termasuk stok produksi nasional serta jaminan harga.

  “Kesemuanya itu bisa dilakukan dengan peningkatan kapasitas di sentra produksi jagung, penyediaan sarana transportasi jagung, rencana tanam yang merata sepanjang tahun. Nah, langkah strategi tersebut diperkuat dengan dukungan kemitraan oleh pihak badan usaha milik daerah atau BUMD untuk memaksimalkan penyerapan hasil,” Dirjen Tanaman Pangan Suwandi menjelaskan seraya menambahkan bahwa pemerintah optimis saja swasembada jagung pada 2024 bisa tercapai.

Mutu Benih Tersalur Jelek

    Pada diskusi yang sama Inspektur II Kementerian Pertanian Tin Latifah,SP,MSi mengatakan bahwa saat pengadaan benih, penyalurannya benih bantuan bermutu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Contohnya, benih bantuan tidak bersertifikat, pihak Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Benih (BPSP) setempat tidak menguji mutunya.

   “Selain itu benih yang masuk ke wilayah tertentu tidak dilaporkan kepada pihak BPSP tujuan. Bahkan dikatakan tidak bisa dipertanggungjawabkan karena peredaran benih melebihi volume yang dinyatakan lulus,” Tin Latifah menegaskan.

  Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa pada tahapan budidaya aplikasinya tidak sesuai rekomendasi teknis benihnya. Hal itu berujung pada produktivitas panen dari benih yang tidak sesuai itu lebih rendah dibandingkan potensi produksinya. Dengan kata lain, produktivitas benih berbantuan lebih rendah dibandingkan benih non bantuan pada kondisi benih varietas yang sama. *sembada/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang