Dinas Pertanian Pandeglang: Langkah Cepat Kendalikan Hama WBC Agar Tak Puso
Saturday, 17th October, 2020 | 930 Views

 

SEUSAI GERAKAN PERCEPATAN Olah Tanah atau GPOT di berbagai daerah di seluruh Indonesia pertanaman padi langsung dimulai termasuk di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yaitu Kecamatan Carita. Seiring dengan masa tanam (MT) Oktober 2020 – Maret 2021 hama turut serta melancarkan serang, yaitu hama wereng batang cokelat atau WBC. Dengan langkah cepat pihak Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dengan mengadakan Gerakan Pengendalian Hama EBC di Desa Sukarame, Kecamatan Carita. Di bawah ini paparan Kepala Bidang Tanaman Iping Saripin, SP yang disampaikan kepada para petani saat persiapan akan ‘menyerbu’ hama WBC dengan racun kontak yang sudah siap disemprotkan pada media Oktober 2020 ini. Selamat menyimak.  

       Hari ini kita melakukan pengendalian terhadap hama WBC atau yang biasa kita sebut wereng batang cokelat. Hama WBC ini digolongkan ke dalam hama utama pengganggu tanaman padi (Oriza sativa) yang bisa menyebabkan gagal panen. Hama yang lain adalah penggerek batang, ada juga blas dan tikus. Semua itu merupakan musuh tanaman padi. Tetapi, khusus hama tikus biasanya paling senang pada saat bekah atau sebelum bunting, yaitu di masa padi sedang mengisi bulir-bulir.

      Untuk pengendalian seperti sekarang biasanya kita lakukan pada umur tanaman sekitar  15 sampai 30 hari. Namun, juga dilakukan setelah ada hasil pengamatan, apakah serangan hama yang muncul sudah perlu dilakukan pengendalian. Sebab, sekarang ini yang akan kita kendalikan adalah hama yang masih makhluk ciptaan Tuhan. Jadi, inti dari kegiatan pengendalian sekarang adalah mengendalikan. Bukan membunuh atau memusnahkan semua hama itu. Pengendalian hama itu hanya untuk mencapai populasi di bawah ambang batas ekonomis.

      Kita semua para petani harus menyadari bahwa  hama itu ciptaan Tuhan yang mencari makan di sawah. Kita para petani mencari makan di sawah. Artinya, dalam rangka sama-sama mencari makan ini biarlah semua mendapat bagian, sehingga kita perlu melakukan pengendalian hama agar sama-sama mendapat bagian dari sawah ciptaan Tuhan ini. Apabila kita tidak melakuan pengendalian tentu saja kita tidak mendapat bagian dari sawah kita ini karena hasil sawah sudah habis disantap oleh hama sebelum waktu panen tiba.

    Langkah awal kita saat pengendalian ini sesama makhluk Tuhan adalah harus berdoa lebih dahulu. Tujuannya agar hama bisa kita kendalikan atau agar tidak beranak-pinak pada rumpun tanaman padi yang nantinya bisa merusak tanaman. Akan mengganggu pertumbuhan padi. Kita berdoa kiranya pekerjaan kita hari ini  dalam pengendalian hama diridoi Tuhan Maha Esa.

Harus Dikendalikan Segera

     Proses pengendalian hama ini diawali dengan pengamatan, dimana diketahui bahwa hama sangat banyak bersarang pada rumpun padi yang baru tumbuh. Perkembangan hama wereng itu sudah semakin banyak Sudah mencapai ratusan hingga ribuan pada setiap rumpun, sehingga diperlukan tindakan pengendalian. Kalau dari pengamatan sudah mencapai lebih dari 10 ekor hama itu harus segera dikendalikan.

      Saat melakukan pengendalian ini kita menggunakan racun kontak atau racun langsung ke tubuh hama. Nah, kalau yang namanya racun pasti berbahaya . Bahkan sangat berbahaya. Untuk racun para petani diharuskan berhati-hati termasuk sewaktu membuka penutup racun. Jangan sampai tumpah bahkan jangan sampai berhamburan. Dan jangan kena kulit, tetapi kalau terperciki di kulit harus segera dibasuh.  Gejala awal kalau kita keracunan adalah merasakan mual, pusing bahkan pingsan. Bisa mengakibatkan kematian. Jadi, kita para petani harus berhati-hati.

     Para petani juga jangan mengisap sigaret saat melakukan pengendalian karena sangat berbahaya lantaran bisa terhisap seiring dengan melakukan kegiatan penyemprotan. Racunnya tertiup angin dan terhisap dan bisa pingsan di sawah. Kondisi pingsan apalagi di air bisa menimbulkan kematian. Harapannya mematikan sebagian hama karena ceroboh malah petani mati sendiri. Hama malah hidup berkembang beranak-pinak.

    Jangan. Ya, jangan semberono. Ikuti aturan. Ada standar operasional yang harus kita ikuti. Harus memakai baju lengan panjang dan celana panjang, memakai sarung tangan dan menggunakan masker atau penutup muka. Selain itu fungsi alat harus diperiksa dengan cermat. Posisi tanki di pinggang harus tepat. Tangkai pegangan semprotan harus pas atau sudah nyaman saat mengarahkan lubang penyemprot ke arah rumpun padi. Jangan menganggap sudah bisa atau sudah paham. Alat-alat harus diperiksa. Dicoba dulu dilepas air racun, apakah sudah menyempur atau belum. Begitu.

Sesering Mungkin Diamati

      Kendati sudah kita lakukan penyemprotan seperti pagi ini, pastilah ada hama yang terlewati dan masih hidup. Oleh sebab itu saya pesan dan anjurkan agar tetap sesering-mungkin melakukan pengamatan terhadap tanaman. Amati terus apakah ada hama atau tidak termasuk setelah penyemprotan ini. Pengamatan dini wajib dilakukan. Jangan berpangku tangan atau berleha-leha setelah penyemprotan sekarang. Jangan tinggalkan tanaman ini begitu saja.

    Amati sisa hama yang akan bertelur dan berkembang pesat. Kalau sempat beranak-pinak akan sulit diberantas. Intinya setelah mengendalian sekarang paling lama lima hari harus dilakukan lagi pengamatan terhadap tanaman padi. Bisa keliling petak. Bisa menyeluruh tanaman. Kalau jumlah atau populasi hama wereng telah lebih dari 10 ekor harus segera dikendalikan dengan penyemprotan ulang. Sedini mungkin harus dikendalikan. Rajinlah mengunjungi sawah. Amati dengan teliti ada apa yang bergerombol pada rumpun padi. Lalu kenali jenisnya.

    Hal yang harus dicermati adalah warna daun. Kalau sudah agak kuning, perhatikan apakah karena kurang pupuk lantaran perakaran lamban. Kalau karena tikus berarti harus segera diketahui sarang dan asal tikus itu. Atau hal lainnya. Kita juga harus memperhatikan air di sawah. Sebab, tanaman padi bukan tumbuhan air. Jadi, jangan menggenangi tanaman padi dengan banyak air. Tanaman padi juga perlu bernapas. Di dalam tanah itu ada mikrobia  yang membantu pertumbuhan padi. Jadi, pada harus bernapas. Setelah diairi selama seminggu harus dikuras atau airnya dihabiskan selama beberapa hari.

    Dari Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang yang mendampingi Iping Saripin,SP pengendalikan hama WBC di lahan seluas 50 hektare (ha) itu adalah Baehaki,SP (Staf Direktorat Perlindungan, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian), Sopiah,SP (Kepala Seksi Produksi Tanaman Serealia), Akhmad Puyami (Pengendali Organisme Tanaman/OPT Kec.Cigeulis) dan Engkus Kusmana (Koordinator Penyuluh Kec.Carita), Asmara Wijaya (Pengendali OPT Kec.Carita).

    Lainnya adalah Agus Saipul (Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Sukarame) dan Murta Jaya (Ketua Kelompok Tani Harapan Mulya Desa Sukarame, Kec.Carita). Lihat Dengan Racun Kontak: Serangan Wereng Lewati Ambang Batas Toleransi Harus Dikendalikan di AKSI PETANI-NELAYAN. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang