Dinas Pertanian Kab.Cianjur: Berpacu Dengan Air Untuk Target LTT 21.000 Hektare
Thursday, 21st November, 2019 | 982 Views

KAMI BERPACU DENGAN air untuk mencapai target atau sasaran luas tambah tanam (LTT) untuk padi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) ini seluas 21.000 hektare (ha). Kendati demikian karena kekeringan sekarang  lama, maka kami akan berupaya keras mencapai 11.000 ha saja di Oktober dan 5.000 ha hingga Desember mendatang. Dari 11.000 ha yang akan diupayakan kalau hujan itu tidak turun, tetapi apabila kekeringan berlanjut lama, maka lahan yang ditanami padi pada Oktober nantinya hanya bisa seluas 6.000 ha.

           Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertnian, Perkebunan, Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Jabar Ir Heni Irianti,MAP kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya beberapa waktu lalu. Ia disampingi Kepala Seksi Prasarana dan Sarana Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Dandan Hendayana, SP.

         Menurut Heni Irianti, karena hambatan sejak Mei sudah terjadi kekeringan, maka hal itu telah mempengaruhi pertanaman padi. Walaupun ada sumber-sumber air yang jebol di Kecamatan  Cibebet dan belum kunjung diperbaiki. Kalau lancar,  dahulunya bisa mengairi tujuh desa dengan luasan 1.007 ha, sehingga otomatis kawasan itu tidak bisa masuk ke LTT termasuk daerah irigasi (DI) Cikondang.

    “Khusus DI Cikondang itu setelah mendapat laporan tentang kerusakannya termasuk pendangkalan yang parah sudah ada respons dari pihak Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jabar. Mereka akan membangunnya pada 2020 mendatang,” ungkap Henri seraya menambahkan bahwa pendangkalan telah lama terjadi dan menjadi tontonan pada setiap musim tanam.

         Ia menambahkan bahwa untuk musim tanam Okt-Mar atau Oktober 2019 sampai Maret 2020, luas tanam di Kabupaten Cianjur mencapai 105.000 ha. Namun, kalau hujan belum turun hal tersebut sulit dicapai. Sebabnya, untuk tanam Oktober saja tidak bisa maksimal dan mundur sebagian ke November, sementara hujan juga belum memadai pada November, sehingga sulit menjabarkan capaian tanam Oktober-Desember 2019 yang bakal dipanen pada panen raya pertama Maret 2020 mendatang.

Ancam Pertanaman Padi  Bahkan Tak Pernah IP-2

       Kepala Seksi Prasarana dan Sarana Dinas Pertanian Kabuapten Cianjur Dandan Hendayana menambahkan, kondisi Kabupaten Cianjur saat ini kering walau merupakan daerah irigasi primer dan sekunder. Namun, banyak lahan yang tidak mendapatkan air walaupun ada saluran tersier. Penyebab utama adalah lahan alih fungsi dan perhatian pada saluran irigasi yang sangat kurang, padahal pada Oktober para petani sudah mulai tanam dan target tanam harus diteruskan agar terealisasi.

      Ia menyebutkan pula bahwa ketiadaan air sangat mengancam pertanaman padi di wilayah Cianjur. Sebetulnya para petani sudah semangat menanami sawahnya dengan padi, namun sangat ironis bahwa ada saluran irigasi, tetapi sawah kekeringan karena air tidak sampai ke pintu penyaluran.

        “Semestinya ada larangan yang tegas tidak boleh menebang pohon di bagian hulu sungai agar tangkapan air bisa optimal untuk kebutuhan pertanian. Artinya, penebangan pohon harus disesuaikan dengan wilayah pertanian. Kalau pepohonan merupakan bagian ekosistem pertanian, maka apapun alasannya tidak boleh menebangi pohon,” kata Dandan sembari menambahkan “ribuan hektare lahan pertanian di Kecamatan Ciranjang kekeringan, padahal ada air dari irigasi teknis, tetapi tidak tidak bisa masuk ke sawah.”

         Menurut dia, Di Cihea dibangun untuk mengairi sawah yang sangat luas. Namun, karena tidak pernah dipelihara lahan pertanaman di daerah irigasi teknis itu tidak bisa ditanami tetapi waktu. Untuk intensitas pertanaman kesatu (IP-1) sekali setahun tidak bisa tepat waktu, apalagi untuk IP-2 yang semestinya bisa dilaksanakan untuk meningkatkan produksi pendukung ketahanan pangan beras nasional. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang