Dari Jambi Kebutuhan Konsumen Tempe Tahu Tinggi: Kementan Dorong Petani Pakai Benih Unggul Bersertifikat
Wednesday, 2nd March, 2022 | 671 Views

PARA PETANI INDONESIA yang tertarik menanam kedelai (Glycine max) untuk memenuhi permintaan konsumen pada produk olahan berua tempe  dan tahu didorong memakai benih unggul. Benih unggul varietas baru kini sudah tersedia dan telah bersertifikat yang produktivitasnya tinggi.

 

    Menurut Ir Amiruddin Pohan, Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, kini kedelai telah menjadi komoditas primadona yang banyak dicari oleh industri tempe tahu dan masyarakat. Hal ini terjadi karena berkurangnya pasokan kedelai dari luar negeri sangat terbatas dan pengembangan kedelai nusantara di tingkat petani belum optimal.

   Untuk mengatasi permasalahan, kata Amiruddin, upaya yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Pertanian mendorong pengembangan kedelai nusantara di seluruh wilayah Indonesia dengan penggunaan varietas unggul baru potensi hasil tinggi dan pemanfaatan teknologi budidaya.

    Dia menambahkan bahwa hingga Februari 2022 pemerintah telah melepas sebanyak 108 varietas kedelai yang sebagian besar varietas hasil rekayasan atau rakitan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Untuk mendukung hasil produksi dapat optimal atau mendekati potensi hasil bagi petani, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah membuat kesepakatan kerjasama menyangkut perbanyakan benih sumber kedelai.

    Selanjutnya dikatakan bahwa memang produksi benih kedelai bersertifikat sangat tergantung dengan program pemerintah. Di sisi lain bantuan pemerintah yang diberikan kepada para petani hanya bersifat stimulan dan anggarannya tidak besar. Jadi, perlu ada proyek percontohan atau pilot project menyangkut keberhasilan perbanyakan benih kedelai sampai bersertifikat dan berlabel sekaligus menjamin.

    “Hal ini diharapkan dapat memotivasi petani bahwa penggunaan benih kedelai bersertifikat dapat menghasilkan produksi yang optimal sesuai yang diharapkan,” Amiruddin menegaskan saat melaksanakan panen kedelai di Kecamatan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, baru-baru ini. Sebelumnya Amiruddin Pohan menjabat sebagai Direktur Aneka Kacang dan Umbian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. Dalam acara penen bersama petani tersebut hadir pula Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Dr Takdir Mulyadi serta Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi Ir Achmd Mausul.

    Di tempat yang sama Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Dr Fery Fahrudin Munier mengungkapkan bahwa bagi petani Indonesia kedelai sebagai komoditas yang spesifik memerlukan penanganan khusus dan hasilnya memang masih rendah jika dibandingkan komoditas lain, sehingga minat petani belum tinggi.

    “Untuk itu dengan pola kerjasama yang dikembangkan petani dapat memakai teknologi budidaya kedelai tepat guna yang telah dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian, sehingga hasilnya dapat lebih menguntungkan,” kata Munier sembari menambahkan bahwa petani masih mengandalkan kedelai varietas Anjasmoro atau Grobogan.

Dilakukan Pendampingan

    Menyangkut hal itu Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jambi Ir Salwati mengutarakan bahwa  karena varietas kedelai Anjasmoro memang memiliki daya adaptasi yang luas, sesuai dengan permintaan industri tahu dan tempe sekitar serta mengikuti selera konsumen.

   “Pihak BPTP melakukan pendamping secara intensif mulai dari pengolahan lahan sampai benih dilabel sehingga petani secara langsung dapat menerapkan teknologi inovatif,” katanya.

   Hingga Februari 2022 pihak BPTP Provinsi Jambi dalam pelaksanaan kegiatan bekerjasama dengan Kelompok Tani Mekar Sari di Desa Sumber Sari Kecamatan Rimbo Ulu dan Kelompok Tani Sumber sari di Desa Suo – Suo Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo pada lahan seluas 25 hektare (ha).

   Dari hasil ubinan yang dilakukan petugas lapang diperoleh provitas sebesar 1,69 ton per ha dengan perkiraan produksi benih mencapai 42,25 ton. Hasil benih tersebut dapat memenuhi kebutuhan benih pada lahan seluas 845 ha dengan asumsi kebutuhan benih kedelai perhektar 50 kilogram (kg).

  Kini menurut cerita Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tebo Ir Ziadi menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas kegiatan ini. Kabupaten Tebo sebagai salah satu sentra kedelai dan melakukan tanam kedelai hampir sepanjang tahun dapat meningkatkan produksi tanpa harus menambah areal tanam. Peningkatan efektivitas pemanfaatan lahan dapat meningkatkan pendapatan petani kedelai binaan dinas.

   Kegiatan perbanyakan benih sumber kedelai yang dilaksanakan sejak September 2021 baru dilaksanakan pada tiga provinsi, yaitu Jambi, Jawa Barat dan Riau masing-masing seluas 38 ha. Saat ini sedang dalam proses panen secara bertahap dengan provitas yang bervariasi pada setiap wilayah. Keberhasilan program ini akan di perluas alokasi kegiatan pada 2022 dengan melibatkan petani mitra dan penjamin pembelian untuk memenuhi program pengembangan kedelai 2022 seluas 600.000 ha. *sembada/kontributor/ditjen tp-vivi jayanti

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang