Bertanilah Hai Pemuda-Pemudi, Inovasi Teknologi Tersedia Tidak Perlu Berlumpur Lagi
Monday, 23rd September, 2019 | 841 Views

“Hai pemuda dan pemudi Indonesia bertanilah mulai sekarang. Inovasi teknologi kini telah tersedia banyak, sehingga tidak perlu lagi berlumpur. Tidak perlu lagi bercocok tanam. Ada traktor tangan dan traktor berkemudi untuk olah tanah. Ada pemanen padi sekaligus perontok jagung dan kedelai dan ada mesin-mesin pengering di kala hujan. Bahkan ada mesin giling padi, mesin penepung serta pembuat makanan. Cukup menyewakan jasa alat dan mesin pertanian atau alsintan. Jadilah petani moderen untuk mempertahankan ketahanan pangan nasional menuju kemandirian pangan Indonesia untuk menghentikan impor beras. Hai pemuda pemudi mari bersatu padu bersinergi dengan pemerintah untuk kemandirian dan kedaulatan pangan kita.”

        Itulah ajakan sekaligus seruan Koordinator Upaya Khusus (Upsus) Padi Jagung Kedelai Kementerian Pertanian Wilayah Kabupaten Jawa Barat (Jabar) Dr Ir Maman Suherman,MS kepada para pemuda dan para petani di Desa Jatianom, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat ketika memberi sambutan penyerahan bantuan mesin pertanian. Mesin tersebut adalah alat pemanen multiguna atau combine harvester yang langsung dipakai untuk memanen pada pada luasan 43 hektare (ha).

       Selain itu bersama Bupati Cirebon Drs Imron,MAg dan Kepala Dinas Pertanian Kab.Cirebon Dr Ir Ali Efendi,MM dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar Ir Hendi Jatmika,MM juga diserahkan bantuan benih dan racun gulma (herbisida) kepada para petani yang diterima oleh Ketua Kelompok Tani Sri Ganggong Sodikin Hadi.

         “Alhamdulillah kita bisa menghadiri panen raya di Desa Susukan pada hari ini. Terus terang pada tahun lalu saya sangat bersedih karena di desa ini terserang penyakit klowor satu, sehingga dalam hektare petani kita hanya dapat tiga karung. Tetapi, mendengar informasi dari kepala Dinas Kabupaten bahwa petani sekarang ini bisa memanen sebanyak 12 ton per ha, saya sangat bahagia. Kita bayangkan tiga karung menjadi 12 ton untuk satu hektare, ini merupakan capaian yang menggembirakan semua kita dan ini sangat hebat,” Maman Suherman menyebutkan.

       Menurut Maman Suherman, program dan kebijakan dari Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi panen tahun ini tidak henti-hentinya. Oleh karena penduduk Indonesia termasuk yang ada di Kabupaten Cirebon tidak merasakan lagi harga beras naik atau mahal. Dan kini harga beras itu sudah stabil. Semua yang didapat pada saat panen di mana saja merupakan berkat kerja keras dan kesungguhan para pihak terutama para petani yang mau bekerjasama dengan pemerintah. Semua pihak memang berupaya dan bisa menjaga ketersediaan beras agar tidak lagi impor.

        “Semoga kondisi mempertahankan ketersediaan beras berkembang ke sektor pertanian lainnya, seperti jagung, bawang merah dan bawang putih juga cabe. Semua kesuksesan itu kita upayakan selama lima tahun terakhir ini. Para petani yang tidak mau memakai alat dan mesin pertanian sebelumnya kini telah bersedia memanfaatkannya karena memang sangat membantu dari segi tenaga, dana dan waktu,” demikian Maman Suherman seraya menambahkan bahwa persoalan yang sempat dikeluhkan oleh para buruh tani harian penggarap sawah sudah selesai dan malahan mendukung.

Segera Olah dan Tanam Seusai Panen

        Koordinator Upsus Padi Jagung dan Kedelai Kementerian Pertanian Wilayah Kab.Cirebon Maman Suherman mengungkapkan bahwa niat besar para anggota kelompok tani Kecamatan Susukan menerima inovasi teknologi telah meningkatkan produktivitas panenan. Untuk itu para petani jangan tinggal diam lagi setelah panen. Diharapkan kelompok tani  dan camat setelah panen langsung olah tanah lagi untuk persiapan tanam berikutnya. Sesegera mungkin lebih baik lagi supaya panen besar lagi pada Desember dan harga akan bagus.

           “Jika petani istirahat setelah panen ini, pada Desember nanti stok beras kita tidak ada karena tidak tanam pada September ini. Harapan kami setelah panen ini ayo bersama-sama lakukan pengolahan tanah lagi untuk persiapan tanam berikutnya agar di wilayah Cirbon dan sekitarnya ketersediaan beras selalu ada dengan cara percepatan tanam,” Maman Suherman menambahkan.

         Dia menambahkan bahwa seluruh penyuluh agar terus mengawal  masa tanam termasuk untuk mengawal luas tambah tanam atau LTT. Untuk LTT di Kecamatan Susukan harus 7.000 ha, padahal saat ini baru 200 ha. Luasan itu harus segera diselesaikan agar tidak mengganggu ketersediaan pangan yang direncanakan. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang