Banten: Prospek Mina Padi Menjanjikan, Petani Sangat Antusias
Wednesday, 14th August, 2019 | 1230 Views

PARA PETANI YANG berjumlah 300 orang yang tergabung pada 10 kelompok tani (koptan) sangat antusias menerima bantuan demonstration plot (demplot) untuk budidaya padi mina. Kegiatan bertani untuk peningkatan produksi padi sekaligus protein hewani itu prospeknya sangat menjanjikan. Seluas 10 hektare (ha) mina padi dikembangkan di 10 kecamatan di Provinsi Banten dengan pertumbuhan yang sangat bagus.

 

         Menurut Kepala Bidang (Kabid) Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Provinsi Banten Sobirin, SP jenis tanaman padi (Oriza sativa) yang dipakai adalah varietas unggul baru (VUB) Mekongga dengan potensi hasil sampai 6 ton hingga 8 ton per ha dan produksi ikan mas (Cyprinus carpio) sebanyak 0,5 ton per ha.

        “Total keuntungan petani akan mencapai 13.232.000 rupiah per ha per musim tanam antara 116 hari hingga 125 hari masa panen. Artinya, petani bisa mendapatkan keuntungan sebesar sekitar 3,4 juta per bulan,” Sobirin bercerita kepada Media Pertanian online www.sembadapangan.com di kantornya, baru-baru ini.

        Untuk analisa usaha padi mina untuk setiap hektare di Provinsi Banten dalam keadaan dan situasi Juli 2019, yaitu untuk poduksi pada harganya adalah 8.000 kilogram (kg) per hektare (ha), harga gabah kering panen (GKP) adalah 3.700 rupiah per kg, produksi ikan mas 500 kg per ha dan harga ikan mas adalah 20.000 rupiah per kg. Jumlah total biaya produksi mencapai 13.232.500 rupiah

       Selanjutnya untuk pendapatan petani dari padi adalah 29.600.000 rupiah, pendapatan dari ikan adalah 10.000.000 rupiah . Lalu total pendapatan atau omzet mencapai 39.600.000 rupiah. Keuntungan yang didapat petani adalah total pendapatan dikurangi total biaya produksi, yaitu 39.600.000 – 13.232.500 adalah 26.367.500 rupiah atau sekitar 26,3 juta tupiah.

        “Keuntungan tersebut adalah selama 4 bulan masa tanam. Jadi, keuntungan yang didapat petani dalam satu bulan adalah keuntungan total itu dibagi 4 bulan diperoleh sebesar 6,3 juta rupiah. Itu di desa. Hasil ini sudah sangat memadai dalam peningkatan ekonomi keluarga,” ungkap Sobirin, sembari menambahkan bahwa petani berminat juga menanam ikan mujahir (Oreochromis mossambicus) selain ikan mas itu.

        Adapun rincian biaya produksi itu adalah biaya sewa tanah per musim tanam sebesar 1 juta rupiah per ha. Untuk sarana produksi berupa benih pokok 25 kilogram (kg) per ha dengan harga 12.500 per kg senilai 312.000 rupiah. Untuk pupuk berupa urea, SP-36,KCl dan NPK seharga 2.100 rupiah per kg dengan volume 100 kg senilai 210.000 rupiah.  Pupuk organik sebanyak 2.000 kg dengan harga 1.500 rupiah per kg senilai 3.000.000 rupiah.

        Untuk sarana produksi benih ikan sebanyak 4.000 ekor ha dengan harga 500 rupiah per ekor senilai 2.000.000 rupiah per ha. Harga pakan ikan sebanyak 320 kg dengan harga 9.000 rupiah per kg senilai 2.880.000 rupiah per ha. Selanjutnya biaya tenaga kerja pengolah tanah 5 hari orang kerja (HOK) dengan ongkos 50.000 rupiah per orang mencapai 250.000 rupiah per ha.

          Untuk persemaian sebanyak 2 HOK dengan ongkos 30.000 rupiah per orang mencapai 60.000 rupiah per ha. Untuk penanaman termasuk pemeliharaan dan penyiangan sebanyak 20 HOK dengan ongkos 25.000 rupiah per orang mencapai 500.000 rupiah per ha. Untuk pengairan termasuk pemupukan  dan pengendalian organisme pengganggu tanaman sebanyak 20 HOK dengan ongkos 25.000 rupiah per orang sebesar 500.000 rupiah per ha. Untuk panen termasuk pasca panen dan pengeringan sebanyak 20 HOK  dengan ongkos 30.000 rupiah per orang sebesar 600.000 rupiah per ha.

          “Pembiayaan lain-lain termasuk bunga bank dan jasa pengairan per musim tanam pada luasan satu hektare adalah 1.500.000 rupiah. Total dari ongkos produksi tersebut sampai panen adalah 13.232.500 rupiah untuk luasan satu hektare,” demikian penjelasan Sobirin seraya menyebutkan komponen biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut bisa saja tidak sebanyak itu. Artinya, keuntungan petani masih bisa bertambah dalam sekali panen atau masa tanam.

         Untuk Kabupaten Lebak terdapat di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah yang dikerjakan oleh petani yang terhimpun di Kelompok Tani (Koptan) Bina Tani, Desa Sukasari, Kecamatan Cipanas oleh Koptan Cigeulis, Desa Leuwidamar, Kecamatan Leuwidamar oleh Koptan Keusal, Desa Ketapang, Kecamatan Wanasalam oleh Koptan Cengkok dan di Desa Sumur Bandung, Kecamatan Cikulur oleh Koptan Srikandi.

         Selanjutnya di Kabupaten Pandeglang adalah di Desa Ciinjuk, Kecamatan Cadasari oleh Koptan Mulya Tani, di Desa Gunung Putri, Kecamatan Banjar oleh Koptan Cipanas, di Desa Kadumerak, Kecamatan Karang Tanjung oleh Koptan Merak Tani dan di Desa Kadungemblo, Kecamatan Kaduhejo oleh Koptan Kadungemblo-3. Terakhir adalah di Desa Gunung Sari, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang oleh Koptan Sinar Harapan. Seluruhnya ada di tiga kabupaten yang meliputi 10 kecamatan. *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang