Ayoooo…Jika Minta BBM, Sanggupkah Mengolah Tanah 120 Hektare Dalam 10 Hari??
Friday, 13th September, 2019 | 876 Views

 

MINTA BANTUAN MINTA bantuan terus kepada pemerintah pusat, padahal sudah dibantu banyak. Benih dibantu sebanyak-banyaknya, traktor roda dua sudah dibantu. Traktor besar sudah dibantu. Selang ribuan meter sudah dibantu. Masakan minta bantuan bahan bakar minyak lagi? “Yaaa…minta bahan bakar minyaaaak….!!!” teriak petani anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mekar Jaya Desa Warga Mekar, Kecamatan Bale Endah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

          Saling sahut saling teriak saling tertawa dan tepuk tangan antara petani dan Koordinator Upaya Khusus Padi Jagung Kedelai Kementerian Pertanian Untuk Wilayah Kabupaten Bandung Ugi Sugiharto,SIP,MSi terjadi pada siang terik Rabu (11/9/19) itu. Di situ ada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Ir Tisna Umaran,MP dan para staf dan para pejabat lain dari pusat, provinsi serta personil dari Komando Rayon Militer (Koramil) setempat yang bertugas mengawal Program Swasembada Pangan 2019. Berikut dialog tersebut.

         Ugi Sugiharto (UGI): “Kalau minta terus tidak baik….! Dana pemerintah kan terbatas. Masakan minta bantuan teruuuus. Dana pemerintah juga untuk kecamatan lain. Untuk kabupaten lain dan provinsi lain negeri kita tercinta ini!”

              PETANI: “Minta dibantu minyaaak…..!” (sambil teriak)

              PETANI: “Minyak untuk traktoooor…!” (teriak sembari tertawa)

        UGI: Saudara-saudara…, sekali lagi saya tegaskan bahwa dana pemerintah itu terbatas. Bantuan untuk desa ini sudah besar. Jadi, itu cukuplah, yaaa…!” (sambil tertawa)

        PETANI: (sambil tepuk tangan riuh dan tertawa). Beluummmm…! (tertawa sambil riuh bercanda)

              UGI: “Oke…oke. Kalau gitu saya tantang sekarang.” (sambil tersenyum)

              PETANI: “Manggaaaa, kumaha atuh juragan..?”

            UGI: “Kalau minta bahan bakar, kami akan beri, tetapi ada syaratnya. Tanah bapak-ibu yang luasnya 120 hektare itu harus selesai diolah dalam 10 hari….! Sangguupppp…?”

             PETANI: “Uuuhhh….”

           UGI: “Ya sudah kalau begitu. Bahan bakar untuk semua traktor dan semua pompa itu harus ditanggung renteng oleh petani. Ini yang baik.”

            PETANI: “Moal atuh…, be be em dibantu, kenapa?” (riuh tertawa).

           UGI: “Kalau tidak sanggup olah tanah seluas 120 hektere itu dalam 10 hari tidak ada bantuan lagi. Cukuplah…!” (tertawa)

           PETANI: “Yaaaa…, sanggup. Sangguup.”

           UGI: “Benaar sanggup? Sanggup? Ayoooo…! Saya tantang ini…”

           PETANI: :Yaaa..sanggup”

           UGI: “Sangguup? Benar? Kalau tidak …, bantuan tidak ada lagi.”

           PETANI: “Sangguuup”

          UGI: (sambil tertawa). Yaaa sudah, pemerintah akan bantu bahan bakar itu. Pemerintah akan menggantinya. Saudara buktikan itu.”

           PETANI: “Yaaaa….. sanggup.”

        UGI: “Sanggup semua? Sanggup? Ayooo…! Saya minta dalam 10 hari 120 hektare sudah diolah semua. Kalau terbukti akan dibantu atau diganti semua uang untuk beli bahan bakar itu. Ini proyek percontohan untuk Kabupaten Bandung. Ini pilot project untuk Kabupaten Bandung. Harus sukses dan dilaksanakan dengan penuh tanggunjawab.”

        Tisna Umaran (UMARAN):  (sambil terbahak) “Yaa, bapak-bapak ibu-ibu. Tantangan dari Koordinator Upsus tadi sangat baik untuk kita semua. Kita kalau sanggup harus bertanggungjawab. Jadi, sanggup selesai dalam 10 hari?”

           PETANI: “Yaaa, sanggup…”

           UMARAN: “Sangguuuuppp?”

           PETANI: (bersorak). “Muhuunnnn…., sanggup.”

         UMARAN: (tersenyum dan menoleh kepada UGI) “Yaaa kalau begitu. Bapak Ugi sudah dengar kita bisa dan sanggung menyelesaikan 120 hektare dalam 10 hari. Kita harus tanggung jawab.”

           PETANI: (bersorak tertawa). “Tanggung……! Jawaaab…!”

           UMARAN: (tertawa). “Tanggung jawab? Sanggup?”

            PETANI: (serentak).Yaaaa sanggup…!”

           Begitulah suasana “tawar-menawar” meminta bantuan tambahan tersebut. Pemerintah pusat akan mengganti bahan bakar untuk beberapa traktor dan pompa. Berapa ribu liter pun be be em yang dihabiskan akan diganti oleh pemerintah dengan BUKTI BAHWA 120 HEKTARE SELESAI DIOLAH DALAM 10 HARI kerja. Para petani harus mengeluarkan lebih dulu uang mereka untuk membeli minyak dan kemudian diminta penggantiannya kepada pemerintah pusat. Misalnya, satu traktor butuh 3 liter per jam dan untuk satu hektare perlu waktu 3 jam, jadi be be em yang terpakai adalah 9 liter per hektare untuk satu traktor. *sembada/henry/rori

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang