Agar Pola Tanam Dengan TABELA Sukses Petani Harus Disuluh Lebih Intensif
Saturday, 3rd August, 2019 | 710 Views

PARA PETANI DI Kecamatan Cikarang Pusat telah menggunjingkan pola tanam yang baru diterapkan di Kampung Cilampayan, Desa Pasir Tanjung dengan tabur benih langsung atau TABELA tanpa disemaikan. Kesuksesan pertanaman ini akan dikawal ketat hingga masa panen nantinya termasuk di desa lainnya. Selama ini para petani tidak mengenal tanaman adi gogo sawah, sehingga harus disuluh lebih intensif agar pemahaman para petani seragam untuk tanam bersama dan menekuni pola TABELA yang memang masih baru bagi petani di sini.

           Demikian rangkuman yang dipetik pada pembicaraan dengan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sri Rahayu Mandiri Desa Pasir Tanjung Amin Mulyadi dan Komandan Komando Rayon Militer (Koramil) 12 Serang Baru, Cikarang Pusat Kapt.Laode Mane dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Pasir Tanjung  Endah Fitriyah,SP,MP yang ditemui menjelang dan seusai tabur benih langsung di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, baru-baru ini.

         Khusus pupuk bersubsidi, Mulyadi mengeluhkan bahwa para petani sudah memegang kartu tani sebagai alat menebus pupuk, tetapi belum bisa dipakai dengan alasan yang tidak jelas. Para petani berharap agar kartu itu betul-betul berguna dan bisa dimanfaatkan untuk memupuki lahan sawah. Dengan demikian, harapan tidak tinggal harapan kosong.

       “Kami sudah sering bertanya kepada pemilik toko yang menjadi penyalur pupuk yang ditunjuk pemerintah untuk menggunakan kartu tersebut. Namun, jawaban pihak penyalur kartu itu belum dapat dipergunakan sampai Juli 2019 ini. Para petani mohon kartu itu dapat dipakai apalagi sekarang dengan adanya program pemerintah dengan pola tanam TABELA ini kami membutuhkan pupuk segera untuk memupuki padi,” ungkap Mulyadi dengan nada prihatin tidak habis pikir untuk apa kartu tani dibagi, tetapi tidak bisa dipakai.

         Dia menambahkan para petani yang tergabung di Gapoktan Sri Rahayu Mandiri ada 900 orang yang masing-masing masuk menjadi anggota 18 kelompok tani (koptan). Para petani itu menggarap lahan seluas 320 hektare (ha). Khusus Gapoktan Sri Rahayu Mandiri saat ini memiliki lahan sawah yang kering seluas 40 ha. Apabila memanfaatkan pola TABELA, maka lahan seluas itu akan bisa ditanami padi dengan varietas unggul Mekongga.

         Selanjutnya Kap.Laode Mene mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendukung program pemerintah untuk percepatan tanam dengan pola TABELA yang nyatanya lebih menguntungkan semua pihak terutama para petani. Tim babinsa atau bintara pembina desa akan terus-menerus turun ke lapangan untuk mengawal pertanaman padi pola TABELA itu.

            “Menyangkut pupuk bersubsidi kami akan cek ke lapangan apa permasalahannya kartu tani itu tidak bisa dipakai. Sebab, kalau hal itu menjadi penghambat dari program pemerintah untuk ketahanan pangan nasional tentu tidak bisa dibiarkan. Presiden sudah mengamanatkan bahwa pangan nasional harus tersedia dan petani tidak boleh disusahkan,” kata Laode.

            Di sisi pertanaman dengan pola TABELA itu penyuluh Desa Pasir Tanjung Endah Fitriyah mengatakan bahwa hal itu telah disambut para petani dengan gembira dan positif. Para petani tidak perlu lagi menunggu hujan pada November mendatang karena sudah bisa disiasati dengan pertanaman pola TABELA itu.

            “Kami mengharapkan semua lahan kering yang tadinya akan dibiarkan sambil menunggu hujan akan dikerjakan dengan pola TABELA. Dengan demikian, luasan pertanaman akan bertambah pada Juli ini setelah memakai pola TABELA, kendati gogo sawah itu masih awam sekali bagi para petani dan kami sebagai penyuluh. Namun, kami semua sudah bisa memahaminya setelah mengalami di sawah yang sedang ditanamni ini,” seru Endah bergembira.                                  *sembada/rori/henry

komentar

You must be logged in to post a comment.

plaza kemitraan

  JUDUL TERSEBUT DI atas sangat menarik disimak. Bahwa para petani punya utang atau hutang sudah jamak diketahui. Tetapi, misalnya mengapa Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Pengantar Redaksi: KONON SAAT INI di Indonesia tidak ada daerah atau desa yang menerapkan pertanian hamparan luas dengan pola pengolahan tanah hingga pemasaran. Satu-satunya yang